(tulisan ini juga diterbitkan di www.buletinsia.com)
Zaenal
Abidin Riam
Kader HMI MPO Cabang Makassar
Independensi merupakan sikap yang mesti
ada dalam setiap organisasi mahasiswa, independensi di tingkat mahasiswa
dimaknai secara beragam, bagi organisasi mahasiswa tertentu, independensi
dipahami sebagai keterlepasan dari segala bentuk ikatan struktur formal dengan
lembaga atau kelompok kepentingan manapun namun secara kultur mereka tetap
merasa sebagai bagian dari ormas besar tertentu karena merasa lahir dari rahim
ormas besar tersebut. Persepsi lain menganggap bahwa independensi merupakan
keterlepasan utuh baik secara struktur maupun kultur dengan lembaga dan
kelompok kepentingan manapun, terlebih lagi ketika ia merasa lahir dengan
sendirinya tanpa ada ormas besar yang melahirkannya. Dalam konteks
independensi, HMI lebih cocok diposisikan pada terma yang ke dua.
Posisi HMI pada terma ke dua tidak serta – merta mampu
menjaga kemurnian independensinya, kita mesti memahami relasi linear
independensi dalam altar konseptual dengan aplikasi independensi di ranah
praktis. independensi bisa didengungkan dengan nyaring dalam ranah konseptual
tapi aplikasi praktisnya bisa saja mengalami hambatan, hambatan tersebut lahir
karena ranah praktis sangat diwarnai dengan tarik menarik berbagai kepentingan.
Penerapan utuh independensi sangat membutuhkan pemahaman dari para kader
tentang makna independensi secara utuh, pemahaman tentang independensi secara
utuh merupakan salah satu penentu dalam menindaklanjuti independensi dalam
realitas empirik, ketika pada altar konseptual makna independensi direduksi
maka ruang geraknya di ranah praktis akan menyempit namun ketika maknanya
terlalu dikompromikan maka ia juga sangat berpotensi untuk terciderai.
penegasan tentang independensi sebagai sikap organisasi
bukan berarti menutup ruang gerak HMI untuk melakukan kerja sama dengan
kelompok atau individu lain baik yang berada dalam struktur pemerintahan maupun
yang berada di luar struktur (HMI tetap bertindak sebagai pengontrol terhadap
kebijakan yang mesti disikapi), kerja sama tersebut tidak hanya berlaku di
ranah gerakan “tetapi juga berlaku di luar area gerakan” sepanjang komunitas
hijau hitam memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi untuk mengambil
keputusan dan bertindak untuk kepentingan umat tanpa paksaan/tekanan dari
kelompok/individu manapun. independensi sebagai sikap tidak boleh hanya
dipahamai “ke luar” tetapi ia juga harus dipahami “ke dalam”, pemahaman
independensi ke arah “dalam” tidak bermaksud menghidupkan benih kecurigaan di
antara sesama kader (khawatir akan terjadi intervensi antara sesama kader) akan
tetapi ia lebih dimakasudkan agar para kader mampu bertanggungjawab atas semua
tindakannya karena tindakan yang mereka ambil lahir dari pertimbangan matang
dan mutlak merupakan pilihan sendiri, kerja sama di antara sesama kader tetap dibutuhkan
demi menjaga solidaritas organisasi.
jika ingin independensi mengejawantah sebagai sebuah
sikap organisasi dalam ranah praktis maka, syarat utamanya selain “pemahaman
utuh” adalah karakter, dalam artian bahwa kader hijau hitam harus memiliki
karakter ulil albab jika ingin menjaga stabilitas independensi di ranah
praktis, kenapa harus karakter ulil albab? sebab karakter inilah yang mampu
menjadi jaminan dan pijakan awal dalam menancapkan karakter independensi di
dunia nyata, alasannya karena sebagian besar indikator ulil albab mampu menjadi
modal awal bagi para kader dalam menginternalisasikan prilaku independensi ke
dalam dirinya. Kita juga seharusnya mawas diri agar tidak menjadikan independensi
sebagai tameng atas kritik dari luar yang dialamatkan kepada lembaga, akan
tidak bijak jika HMI mempersepsi kritik yang dialamatkan kepadanya sebagai
bentuk intervensi organisasi, dalam situasi ini dibutuhkan kemampuan analisa
tingkat tinggi guna membedakan antara intervensi yang bersifat merusak dengan
kritik yang konstruktif, kritik konstruktif tetap diapresiasi termasuk yang datang
dari luar, yang dibutuhkan adalah kecerdasan dalam menyikapi kritik tersebut
sebab terdapat berbagai organisasi yang mampu melebarkan sayap karena ia cerdas
dalam melakukan seleksi kreatif terhadap setiap kritik yang dialamatkan
kepadanya, independensi merupakan jantung dalam bersikap tetapi kita mesti memposisikannya
secara cerdas.
Posting Komentar