Muatan dalam novel ini lebih
menggambarkan pertarungan identitas, atau bahkan pertarungan ideologi,
pertarungan identitas ini menjadi lebih menarik, karena sang tokoh utama
bermukim di negeri minoritas muslim, bahkan sebuah Negara yang cenderung tidak
mempercayai agama sebagai pegangan, sang tokoh digambarkan harus mengalami
adaptasi, yang awalnya menuntut ilmu di negeri mayoritas muslim, lalu karena
alasan penyelesaian kuliah, ia harus menetap sementara di negeri yang sangat
liberal secara pergaulan, Rusia, konflik pemikiran telah muncul sejak awal,
saat sang tokoh utama bertemu temannya yang menjemputnya di bandara, walaupun
sang teman berasal dari negeri yang sama, Indonesia, dan agama yang sama, Islam,
namun pandangannya telah mengikuti alam pikiran tempat tinggalnya, konflik ini
seolah ingin menegaskan kepada pembaca, semua orang muslim punya potensi untuk
menyimpang dari agama saat ia hidup di negeri minoritas muslim.
Di halaman selanjutnya, konflik
pemikiran menjadi semakin seru, saat tokoh utama bertemu dengan Linor dan
Yelena, dengan Yelena, konflik pemikiran sedikit lebih moderat, sebab Yelena
sendiri pernah bersuamikan seorang muslim, kenyataan ini baru diketahui tokoh
utama di bagian cerita selanjutnya, namun tidak dengan Linor, yang terjadi
bukan hanya konflik pemikiran, namun juga konflik prinsip, khususnya prinsip –
prinsip fundamental dalam agama, di bagian lain sang tokoh juga digambarkan
terlibat dialektika pemikiran dengan figur lain, figur tersebut tak lain adalah
asisten pembimbing penelitian disertasinya, kali ini dialektikanya lebih
intelek, karena konflik tersebut terjadi diantara sesama pelaku akademik, namun
ke duanya kukuh pada prinsip agama masing – masing, bagian ini ingin memperlihatkan
alur dialog keagamaan yang baik, bahwa kesalahan dalam memahami agama tertentu,
berasal dari ketidakpahaman utuh terhadap agama tersebut, sebuah penilaian yang
sumbernya adalah prasangka belaka.
Novel ini menjadi lebih menarik,
sebab di dalamnya tersaji kritik ideologi, dalah hal ini ideologi komunisme
yang merupakan paham utam di Rusia, kritik ideologi ini tetap mengandung
kelemahan, kritiknya lebih bertumpu pada sisi realitas sejarah, tidak secara
gamblang meyerang konsepnya, yang lebih banyak diungkit adalah sisi kelam dari
tokohnya, semisal Lenin dan Stalin, keduanya digambarkan sebagai penyebab
hilangnya banyak nyawa, hal ini adalah imbas pemberlakukan komunisme oleh ke
duanya. Yang lebih menarik adalah kritik terhadap zionisme Israel, digambarkan
bahwa Israel dengan agen Mossadnya, melancarkan proses cuci otak terhadap
komunitas lain di dunia, dan hal tersebut berlangsung secara diam – diam,
hebatnya karena mereka bahkan mampu melakukannya pada generasi yang mereka
bunuh orang tuanya, ini yang terjadi pada diri Linor, pada hakikatnya, ini
merupakan bagian dari kritik sosial yang dibalut dalam bentuk sastra.
Sebagaimana novel Kang Abi yang
lain, Bumi Cinta juga menghadirkan bumbu cinta di antara anak manusia,
menariknya, nuansa cinta dalam novel ini terlihat lebih kompleks, antara pelaku
utama yang Muslim taat, asisten pembimbing disertasi yang Kristen taat, dan
linor sendiri yang telah beralih dari identitas zionisme ke islam, ditambah
Yelena yang sudah hilang kepercayaaan terhadap agama (walaupun di kemudian hari
menyadari kekeliruannya), sisi manusiawi sebagai manusia biasa, dinampakkan
tokoh utama, setaat apapun dirinya, naluri laki – lakinya tetap muncul, dan
dalam beberapa kasus, nalurinya cukup menganggu keimanannya, bagian ini ingin menggambarkan,
tentang ekspresi cinta dalam Islam, bahwa menyukai lawan jenis adalah sah – sah
saja, namun ekspresinya harus sesuai dengan koridor ajaran Islam, bukan lewat
pacaran atau sejenisnya, terlebih lagi bila melampaui pacaran, pada bagian ini
penulis berusaha mengkritik model pergaulan muda – mudi yang terlalu
menyimpang.Sebuah karya sastra tentu memiliki kelebihan dan kekurangan,
terlepas dari hal itu, novel Kang Abi menjadi salah satu novel berjenre religi
yang belakangan ini banyak bermunculan, Kang Abi adalah salah satu ikonnya.
Berdakwah lewat sastra, itulah yang diinginkan oleh novel berjenre islami.
oleh: ZaEnal Abidin RiAm
anak manusia yang iseng menyenangi novel
Posting Komentar