Jika wajahnya berbentuk ganda
Namun apa pula yang tak menarik
darinya
Jika dirinya adalah keindahan itu
sendiri
Keindahan yang kabur
Bentuk tak berwadah
Wadah tak kuasa melukis bentuknya
Karena bentuknya semakin samar
Bentuknya bermetamorfosis dalam
tangan tangan kecil
Tangan nisbi, serba terbatas
Meremuk kesempurnaan ajaran nan
suci
Walau sebenarnya itu bukan
remukan, tapi belaian
Belain yang terlalu kasar untuk
membelai
Wajahnya tetap kabur dengan atau
tanpa kau sentuh
Karena kekaburan adalah takdirnya
Ia hanya menjalani takdir,
melayang dengan wajah kabur,jangan kau paksa jelas
Itulah nasibnya, nasib sebuah
ajaran
Zaenal abidin riam, mamoa ria (Makassar)
jum’at 5 maret 2013, pkl 22.36 wita
Posting Komentar