Warasku belum hilang
Ia masih bersemayam
Dalam diri terdalam
Tak peduli kau ingin merusaknya
Atau mengibulinya
Dengan opera lempar batu
Dibalik kameramu yang sering culas
Dibalik TV mu yang suka galau
Berbicara dalam banyak mulut
Tak jelas arahnya
Aku masih mengenal dirimu
Yang pandai memplintir istilah
“Orang berjuang” kau beri label “perusak”
“Pembungkam” kau juluki “pengaman”
“pembunuh” kau sanjung bak “pahlawan”
Aku masih waras
Diriku bukan gerombolan
Yang bisa dibeli dengan uang kertas lusuh
Lalu seolah melawan mereka yang berjuang
Aku melawan karena bagiku “perlawanan adalah madu yang paling manis”
Zaenal Abidin Riam, Makassar 15 Juni 2013
Ia masih bersemayam
Dalam diri terdalam
Tak peduli kau ingin merusaknya
Atau mengibulinya
Dengan opera lempar batu
Dibalik kameramu yang sering culas
Dibalik TV mu yang suka galau
Berbicara dalam banyak mulut
Tak jelas arahnya
Aku masih mengenal dirimu
Yang pandai memplintir istilah
“Orang berjuang” kau beri label “perusak”
“Pembungkam” kau juluki “pengaman”
“pembunuh” kau sanjung bak “pahlawan”
Aku masih waras
Diriku bukan gerombolan
Yang bisa dibeli dengan uang kertas lusuh
Lalu seolah melawan mereka yang berjuang
Aku melawan karena bagiku “perlawanan adalah madu yang paling manis”
Zaenal Abidin Riam, Makassar 15 Juni 2013
Posting Komentar