Kehidupan menghadirkan begitu banyak
kekayaan, kekayaan tersebut tidak hanya terbentang pada aspek materi, aspek
rasa dan karsa juga menghadirkan ragam kekayaaan, pada dasarnya kekayaan
menghiasi seluruh aspek kehidupan kita, dari sosial, budaya, politik, agama
dll, secara fitrawi kekayaan alamiah pada ragam aspek kehidupan, akan
melahirkan keberagaman, keberagaman merupakan modal kekayaan yang paling
eksotis, keberagaman adalah fitrah, bukan sesuatu hal yang kemunculannya
dipaksakan, ia lahir secara alamiah, berinteraksi dengan keberagaman merupakan
sebuah keharusan, menolak keberagaman berarti menolak kehidupan itu sendiri,
segala usaha untuk menghilangkan keberagaman, pasti akan berakhir sia – sia,
melahirkan kekecewaan, bahkan berujung pada prilaku destruktif, prilaku seperti
ini yang berpotensi melahirkan chaos
bagi kehidupan.
Sebab perbedaan merupakan fitrah, maka manusia juga harus melahirkan prilaku yang bersahabat dengan fitrah tersebut, salah satunya sikap toleransi, membentuk sikap toleransi seharusnya dimulai dengan penanaman cara berpikir, yakni cara berpikir terbuka, terbuka pada perbedaan, sebab sikap seseorang tidak mungkin dilepaskan dari pola pikirnya, pola pikirlah yang membentuk sikap, penanaman pola pikir terbuka pada perbedaan seharusnya dimulai sejak dini, sejak
Pada dimensi formal, idealnya
pendidikan memberikan kontribusi riil bagi pembentukan sikap penghargaan
terhadap perbedaan, hal tersebut memang juga diupayakan oleh pengambil
kebijakan dalam dunia pendidikan, salah satunya dengan menghadirkan mata
pelajaran tertentu yang mendorong ke arah sikap tersebut, namun sudah menjadi
rahasia umum, penguasaan terhadap mata pelajaran seringkali hanya diarahkan
guna mendapatkan nilai memuaskan, siswa memang menguasai mata pelajaran
tersebut, bahkan menghafal beberapa teorinya secara fasih, namun hal tersebut
tidak berimplikasi sejajar dengan sikap mereka, terjadi misorientasi tujuan di
dalamnya, sehingga menjadikan pendidikan formal sebagai harapan utama bagai
penanaman sikap pengharagaan terhadap perbedaan bukan pilihan bijak, keluarga
dan lingkungan harus tetap memainkan peran penting pada sisi lain.
Zaman kita seharusnya ditandai dengan perayaan terhadap perbedaan, dengan bertambahnya usia dunia maka perbedaan akan semakin berkecambah, ini adalah fenomena yang tak bisa ditolak, yang dibutuhkan adalah sejauh mana kedewasaan sikap manusia dalam menyikapinya, perbedaan yang diurus dengan baik akan menjadi kekuatan besar bagi sebuah komunitas, sebaliknya bila tidak, maka ia akan menjadi boomerang bagi komunitas tersebut, setiap perbedaan tentu tetap harus bisa dipertanggungjawabkan, menghindarkan diri dari perbedaan dan memaksakan persamaan merupakan sikap pengecut, pengecut pada kenyataan, dan pada kehidupan.
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Posting Komentar