Oleh: Zaenal Abidin Riam
Zaman bergulir begitu cepat, dalam setiap fase gerak
zaman, selalu muncul trend baru, termasuk trend pergaulan, salah satu trend
yang menjamur di masa kini, adalah trend interaksi dunia maya, sebuah dunia
baru yang orang bahkan merasa sangat intim berinteraksi di dalamnya, dunia maya
menyentuh semua kalangan, mulai tokoh nomor satu negeri ini hingga anak SD yang
masih bau kencur, mulai masyarakat perkotaan hingga muda mudi di pelosok,
memiliki akun di dunia maya, facebook, twitter dll, dianggap sebagai sesuatu
yang wajib, malah orang bisa dianggap tertinggal ketika tidak terlibat dalam
interaksi on line, bersamaan dengan itu, menjamurlah istilah yang berkaitan
erat dengan dunia maya, salah satu istilah paling populer adalah up date
status, dimana orang seolah diharuskan menuangkan pikirannya ke dalam beberapa
kata, hanya saja alih – alih menuangkan pikiran, orang justru lebih tertarik
menuangkan emosi rasa, maka jadilah status dunia maya lebih banyak dipenuhi
dengan kata – kata galau.
Bagi
sebagian besar pengguna dunia maya, dunia on line diperlakukan sebagai tempat
curhat, tidak jarang, hal paling pribadi juga diumumkan dalam statusnya, tidak
ada lagi batasan antara informasi publik dan privat, yang lebih kompleks, orang
sering merasa galau bila dalam sehari saja, tidak menuangkan kegalauannya di
dunia maya, gejala ini layak disebut kegalauan tingkat tinggi, galau berlapis
galau, dan dunia maya dianggap sebagai tempat pelampiasan, seolah dengan mengumumkan
kegalauan di dunia maya, maka masalahnya langsung teratasi, seolah di dunia
maya ada dewa penolong bagi setiap masalah mereka, jika berkaca pada kenyataan,
menuangkan kegalauan lewat dunai maya, tidak serta – merta menyelesaikan
masalah, malah lebih berpotensi menambah masalah, beberapa orang mungkin
mencoba memberikan solusi, namun belum tentu ia serius dengan tawaran
solusinya, boleh jadi ada motif lain (motif lawan jenis paling sering
mempengaruhi), beberapa yang lain hanya menertawakannya, yang lain lagi hanya
sekadar membaca, mereka tidak merasa penting berkomentar, yang lebih parah,
orang yang lainnya lagi, bisa saja hanya mengejek, karena baginya itu hanya
sekadar candaan, tentu yang galau menjadi semakin galau, bahkan berpotensi
stres.
Menuangkan kegalauan di dunia maya, lebih layak disebut sebagai “nyampah
di dunia maya”, buang sampah di dunia maya, sebab pada dasarnya kegalauan
memang merupakan sampah bagi seseorang, mengapa? Karena secara jujur, tidak ada
orang yang ingin belama – lama dalam kegalauan, semua orang ingin keluar dari
kegalauan tersebut, ingin menjauhkan kegalauan dari dirinya, membuangnya jauh –
jauh agar ia tidak merasa terbebani, hanya saja pilihannya tidak tepat, karena
ia memilih membuangnya di dunia publik (dunia maya), padahal boleh jadi
kegalauannya itu bersifat sangat pribadi, sementara dunia maya ibarat kota
dunia dalam bentuk lain, sekali anda berteriak, orang di belahan dunia lain
mampu mengetahuinya, dan ingat bahwa tidak semua orang di dunia ini layak anda
temani berbagi masalah, jika anda salah memilih orang, maka jawabannya juga
akan salah, bagi anda yang memang tidak bisa menahan diri untuk tidak curhat di
dunia maya, maka sebaiknya lakukan saja curhat itu melalui inbox, bersama orang
yang anda kenal baik, hanya saja cara ini mungkin dianggap tidak keren,
akhirnya tak diminati.
Curhat kegalauan di dunia maya,
pada dasarnya hanya bagian dari usaha menjaga eksistensi di dalamnya, ingin
agar statusnya banyak yang mengomentari dan memberi jempol, sebagaimana lazim
diketahui, kebanyakan penghuni dunia maya, baru merasa dianggap ada, tatkala
komentar dan jempol menghambur di statusnya, kondisi ini sebenarnya merupakan
jebakan ilusi, nilai keberadaan seseorang seharusnya diukur dari aktifitasnya
di dunia nyata, karena hal itu yang memiliki implikasi riil terhadap hidup
seseorang, sedangkan mereka yang hanya sibuk mengoleksi komentar dan jempol di
dunia maya, boleh jadi belum melakukan tindakan berarti di dunia nyata,
perangkap ilusi ini, juga menyebabkan seseorang, secara tak sadar, menganggap
dunia maya lebih nyata dari dunia nyata itu sendiri, beraktifitas di dunia maya
tentu bukan hal terlarang, dan memang tak bisa dilarang, hanya saja kita butuh
kecermatan tindakan dalam memperlakukan dunia maya, dengan kecermatan itu,
dunia maya mampu dijadikan alat untuk melakukan kerja kebaikan.
Posting Komentar