tubuh layu
dimakan renta
makin rindu mencium tanah
tempat asalnya
dalam sana rumah sesungguhnya
gubuk kesejatian
tanpa kenal dusta
walau dalam diri selalu ada penghalang
bergemuruh dalam teriakan
mengaburkan kejujuran terindah yang pernah dikecup
membisikkan khayalan palsu
seolah pagi akan terus pagi
padahal bibir senja telah merekah
menyambut diri tanpa tersadar
ingatlah tanah
tempat kita sesungguhnya
pun nanti ketika bangkai
bercermin dihadapannya
niscaya melihat diri sesungguhnya
akan nampak bangkai - bangkai yang begitu busuk
ZaEnal Abidin RiAm, april 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar