BREAKING

Jumat, 17 Mei 2013

Pijarmu Redup, Mengapa???


 (goresan tak karuan untuk hari buku nasional)

Tumpukan kertas lusuh
Berbaris rapi
Dalam pangkuan rak kumuh
Debu menjadi teman hidupnya
Benda segi empat itu termenung
Dalam..sangat dalam
Heran ia pada  si dia yang sibuk menyusun langkah kaki
Mengabaikan emas zaman dalam Pandora segi empat

Dulu makhluk itu pernah menyanjungnya
Memburunya penuh gairah
Menjamah tubuhnya penuh hasrat
Melahapnya hingga bayangnya pun tak tersisa
Tapi semua itu drama masa lalu
Saat orang merasa butuh padanya
Ketika manusia baru belajar mengeja peradaban

Lupakah mereka dengan jasanya?
Atau manusia telah merasa punya cukup akal
Mungkin, tapi akal pendek
Pendek, semakin pendek
Lalu berjumpa kepunahan

Tak sadarkah mereka jika pijar benda itulah yang mewariskan peradaban
Hingga mereka mengenal adab
Atau mereka telah alergi padanya
Alergi karena tak menimang materi darinya
Padahal ia ingin materi dalam dunia materialistis
Inilah potret generasi ironis, dibesarkan dalam dunia ironi
Generasi pelupa, lupa dengan bahan bakar peradabannya

Mengapa sinarnya redup?
Kenapa pijarnya kian lemah?
Mengapa ia menjadi santapan rayap?
Dan kenapa mereka hanya memandanginya
Jawabnya ada pada dirimu yang sementara membaca teks ini


Zaenal Abidin Riam, Makassar 18 Mei 2013, Pkl 02.51 Wita  

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT