BREAKING

Selasa, 02 Juni 2015

Efek Negatif Banjir Pujian Bagi Pemimpin



 Oleh: Zaenal Abidin Riam
Ketua HMI MPO Badko Sulambanusa (Sulawesi bagian selatan, Maluku utara, Bali dan Nusa tenggara)

            Kehidupan manusia senantiasa bergeser dari waktu ke waktu, bersamaan dengan itu, budaya sebagai bagian kehidupan manusia, juga turut berubah, ada budaya lama yang ditinggalkan, ada pula sebagian kecil yang masih tetap digunakan, pada dasarnya, pergeseran budaya merupakan hal lumrah, bahkan bagian dari hukum alam, hal ini karena budaya merupakan kreasi manusia, manusia dalam fase kehidupan berbeda, memiliki perbedaan pandangan tentang kebudayaan ideal menurut zamannya, budaya ideal di masa lalu tidak serta merta dianggap ideal di masa sekarang, budaya yang ditinggalkan tersebut tidak secara otomatis keliru, karena standar keliru dan benar dalam domain kebudayaan bersifat relatif, sangat dipengaruhi oleh masa dan tempat, bila dianalisa lebih mendalam, ada beberapa bagian dari kebudayaan terlupakan yang mesti dibangkitkan kembali, sebab sebenarnya budaya tersebut mampu mendorong lahirnya perubahan yang lebih baik.

            Belakangan muncul kesadaran tentang pentingnya kearifan lokal, mencoba menghidupkan kembali nilai budaya lama yang telah terlupakan, bahkan dalam titik tertentu dianggap kolot, budaya lama yang mulai ditinggalkan dihadirkan kembali dalam dunia manusia modern, budaya ini diyakini mampu bertindak sebagai benteng bagi manusia modern dari kehancuran total, khususnya kehancuran prilaku dan pola pikir, jika diamati secara utuh, sebenarnya gerakan seperti ini, merupakan bentuk pengakuan terhadap pentingnya kebudayaaan yang telah terlupakan, kebudayaan ini dianggap memiliki nilai lebih dari budaya modern, kehadirannya dirasa mendesak, budaya modern dengan segenap instrumennya memang membawa manusia pada kemajuan, namun bersama dengan itu, ia juga mengidap virus yang setiap saat mampu mengorbankan manusia.



            Individualisme dan kekeringan spiritual merupakan dua dari beberapa virus yang diidap budaya modern, individualisme adalah sikap serba mementingkan diri sendiri, dalam kamus individualisme, pengorbanan untuk sesama manusia dalam kadar apapun, merupakan prioritas yang ke sekian juta, individualisme dalam banyak kondisi memicu lahirnya prilaku negatif lain, demi ambisi pribadi, orang sering tidak segan menggunakan cara tak jujur, yang penting dirinya diuntungkan. Kekeringan spiritual juga menjadi gejala manusia modern, dalam Negara yang masyarakatnya semakin termoderenkan, gejala kekeringan spiritual juga semakin terlihat, gejala ini dimulai dengan melemahnya keyakinan pada ajaran agama, lalu masuk pada pengabaian ajaran agama, hingga berujung pada sikap meninggalkan total ajaran agama, bahkan dalam bentuk ekstrimnya tak lagi mempercayai agama, manusia modern yang terjebak dalam tahap ini, akan mengalami kegersangan jiwa, kehilangan pegangan, sehingga terkadang melakukan tindakan yang justru sangat tidak manusiawi, bahkan hidup pun sering diakhiri dengan cara yang sangat tidak manusiawi.

            Membangkitkan budaya lama yang terlupakan, ditempuh dengan mentransformasikan nilai – nilainya, nilai kebudayaannya yang dibangkitkan, bukan bentuk normatifnya, misalnya, berani sebagai sebuah budaya dalam konteks nilai tidak lagi hadir dalam bentuk kekerasan fisik, tetapi “berani” hadir guna melawan prilaku negatif, contohnya berani jujur, berani berkata benar, berani bertindak lurus dll, kiranya benar pepatah yang mengatakan “yang klasik itu selalu indah”, namun yang klasik tidak sekadar indah tapi juga bermnafaat dan mampu mendorong perubahan, transformasi nilai kebudayaan klasik seharusnya lebih banyak ditujukan kepada kaum muda, karena kaum muda merupakan kelompok manusia yang paling rentan menjadi korban virus budaya modern, wajah perdaban modern di masa depan sangat ditentukan oleh wajah kaum muda hari ini.   

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT