BREAKING

Rabu, 01 Juli 2015

Menjaga Nafas Gerakan Pemikiran

tulisan ini juga dimuat di  http://www.independenvoice.com/2015/06/menjaga-nafas-gerakan-pemikiran_22.html#

“Bagian paling seksi dari diri manusia adalah pikirannya”, bagi sebagian orang, ungkapan ini akan dianggap aneh, anggapan aneh tersebut muncul karena kata seksi selalu dikaitkan dengan fisik, khususnya kepada kaum perempuan, sebuah asumsi mapan. namun sebenarnya sangat naif dan membodohkan, ungkapan di atas bukan sekadar terpampang begitu saja, ungkapan tersebut memiliki makna tersendiri, kenapa pikiran dianggap seksi? Bahkan paling seksi? Jawaban sederhananya, sebab pikiran yang menyebabkan diri perubahan menjadi tertarik muncuk ke permukaan, singkatnya perubahan selalu tertarik pada pikiran.

Dalam kenyataan, tak pernah lahir perubahan yang lebih baik, tanpa diawali perubahan pemikiran yang lebih maju, sedangkan perubahan sendiri, merupakan hal absolut dalam hidup kita, perubahan tak bisa dihentikan, perubahan hanya bisa diarahkan, pada posisi ini, manusia bertindak sebagai pemandu jalan perubahan, peta panduan tersebut, tersimpan dalam sebuah tempat bernama pikiran, jika manusia dalam suatu fase memiliki pemikiran brilian, maka perubahan ideal juga akan lahir, sebaliknya, jika pikirannya jauh di bawah standar, maka perubahan akan berjalan laksana orang buta di tengah gulita.

Sebab pemikiran selalu menjadi perangsang awal perubahan, maka menjaga tradisi pemikiran termasuk sangat mendesak, usaha menjaga tradisi pemikiran dapat dilakukan dengan beragam cara, mulai dari hal sangat sederhana, hingga ke bentuk paling canggih, dalam bentuk sederhana, ikhtiar menjaga gerakan pemkiran, bisa dilakukan dengan menanamkan minat baca sejak dini kepada anak, pernyataan ini mungkin terdengar klise, akan tetapi perlu disadari, kualitas pemikiran seseorang, sangat dipengaruhi oleh, seberapa banyak nutrisi buku yang telah ia konsumsi, seseorang akan mendapat asupan gizi buku yang cukup, saat ia memiliki ketertarikan pada buku, bila tidak, maka tepat bila kita menggunakan istilah “gaya tajam otak tumpul”, individu dengan modal gaya tapi pikiran kosong, tidak pernah mampu menjadi inisiator perubahan, bahkan bisa saja ia tak berpikir ambil bagian dalam roda perubahan yang sementara bergulir, ujungnya ia akan menjadi korban perubahan, dalam bentuk canggih, menjaga nafas gerakan pemikiran, bisa diaplikasikan dalam bentuk, meningkatkan intensitas dialektika antara intelektual yang konsen pada dunia pemikiran, hal ini penting, hasi diskusi intelektual tersebut, diharapkan mampu melahirkan bentuk pemikiran baru, pemikiran yang lebih mampu membaca zamannya, juga meneropong masa depan.

Dalam dunia aktifis, khususnya lingkungan gerakan mahasiswa, terkadang muncul individu tertentu yang tidak simpati, bahkan memandang sinis gerakan pemikiran, dalam persepsinya, mereka yang aktif dalam dunia pemikiran di kampus, sering lupa pada realitas di lapangan, asyik dengan buku – buku, tapi lupa berbuat nyata di tengah masyarakat, baginya yang terpenting adalah aksi nyata di lapangan, bukan membuang waktu dengan berkutat bersama ragam teori dalam lembaran buku, pandangan sinis semacam ini tentu tidak tepat, anggapan bahwa mereka yang gandrung dalam dunia pemikiran, berpotensi abai pada realitas di tengah masyarakat, tentu tak berdasar, tidak juga didukung oleh fakta dalam skala makro yang bisa dipertanggungjawabkan, sebaliknya, jika ingin jujur, terdapat beberapa gerakan perubahan, coba diusung oleh mahasiswa yang kurang senang pada gerakan pemikiran, namun tak kunjung menuai hasil, adapula yang layu sebelum waktunya, ini karena kekuatan emosi mereka untuk melakukan perubahan, tidak diimbangi dengan kemapanan konsep pikiran, gerakan memang butuh emosi, namun ingat, bergerak dengan modal emosi belaka, bisa memangsa gerakan itu sendiri, kerja akal sehat dalam bentuk pemikiran, tetap dibutuhkan demi membuat gerakan tetap sehat.

Jika kita merasa sebagai manusia yang tercerahkan, maka seharusnya kita bertindak sebagai penjaga nafas gerakan pemikiran, menjadi penjaga nafas gerakan pemikiran, memang bukan sesuatu yang populis, sebagaimana tidak populisnya buah pemikiran yang dilahirkan para pemikir, tapi yang perlu diingat, bahwa dengan menginfakkan diri pada gerakan pemikiran, maka sebenarnya kita sedang merajut tali peradaban, sebagaimana para tokoh besar telah berhasil membangun peradaban pada masanya, menjaga nafas pemikiran, sama mulianya dengan bertempur melawan penguasa tiran di tanah tertindas, sebab boleh jadi, mereka yang berani bertempur melawan penguasa tiran, adalah orang – orang yang telah melahap konsep perubahan dari para pemikir, mengangkat pena di atas kertas untuk menuangkan pikiran, sama dengan mengangkat pedang di hadapan penguasa zalim yang memadamkan sumbu perubahan, dalam kenyataan, banyak pemikir yang ruang geraknya dicekal penguasa, karena pemikirannya dianggap berbahaya, pikirannya memang berbahaya bagi penguasa yang berhasrat merawat rezimnya, namun sama sekali tak berbahaya bagi rakyat yang mendamba perubahan, dengan berpikir dan melahirkan karya, baik secara lisan maupun tulisan, maka kita telah turut berkontribusi untuk wajah dunia yang lebih cerah di masa mendatang.

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT