BREAKING

Selasa, 22 Desember 2015

Perempuan Dan Wajah Baru Pilkada Serentak


Pilkada serentak baru saja digelar, dari hasil hitung cepat, walaupun belum bisa dipatenkan, di beberapa daerah, kandidat perempuan tampil sebagai pemenang, di anatara mereka, ada yang merupakan petahana, namun ada pula yang bukan petahana, kemenangan beberapa kandidat perempuan memang dipengaruhi beragam faktor, faktor tersebut  secara spesifik bisa berbeda di setiap daerah, akan tetapi hal lain yang patut dicermati adalah, kemenangan beberapa kandidat perempuan, mendobrak kemapanan politik di daerah, sudah menjadi rahasia umum, selama ini panggung politik kepala daerah sangat didominasi kaum pria.
            
Secara ideal, kemenangan kaum hawa di beberapa daerah, diharapkan mampu mewakili kepentingan perempuan dengan lebih utuh, khususnya pada wilayah kebijakan daerah yang lebih memperhartikan hak – hak kaum perempuan, sebagaimana terlihat, selama ini, di beberapa derah, kebutuhan kaum perempuan masih sering tidak terakomodasi dalam kebijakan, kebijakan belum sepenuhnya bersifat responsif gender, kebutuhan perempuan masih menjadi prioritas ke sekian dalam pengambilan kebijakan, padahal di sisi lain, pemberlakuan sistem demokrasi di setiap daerah, mengharuskan kesetaraan terjadi, keberpihakan kepada semua kalangan terlihat, termasuk kepada kaum perempuan, tentu tanpa mengabaikan hal yang berupa kodrat.
            
Minimnya keberpihakan terhadap kaum perempuan dalam kebijakan daerah, turut dipengaruhi oleh masih mengakar kuatnya budaya politik lama, budaya politik dari zaman feodal, jika kita menelaah kembali sejarah, abad feodal berikut sistem kehidupannya, merupakan era keterkungkungan perempuan, ruang bagi perempuan untuk menjadi pemimpin hampir tidak ada, kebijakan penguasa masa itu sangat mementingkan kebutuhan kaum pria, hal ini terjadi karena perempuan dianggap tidak cakap menjalankan peran di ruang publik, namun sekali lagi ini merupakan cerita masa lalu, cerita yang tak mungkin lagi diterapkan di masa modern ini, sudah saatnya mengakhiri pandangan dan sikap diskriminatif tersebut.

Kemenangan sejumlah kandidat perempuan dalam pilkada, juga merupakan ajang pertaruhan kredibilitas perempuan dalam memimpin, tanpa bermaksud bombastis, nasib calon pemimpin dari kalangan perempuan di masa mendatang, juga ditentukan oleh kaum perempuan yang menang dalam pilkada kali ini, bila kelak setelah dilantik, mereka mampu menjalankan kepemimpinan dengan mulus, ragam prestasi mampu diperlihatkan, maka besar peluang kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas perempuan dalam memimpin semakin kuat, namun bila sebaliknya, maka hal tersebut juga bisa menjadi hambatan tersendiri bagi perempuan yang akan berkarir sebagai pemimpin daerah di masa mendatang, bukan hal mustahil bagi perempuan yang terpilih sebagai kepala daerah untuk membuktikan kualitasnya, beberapa kepala daerah daerah dari kaum perempuan yang  terlebih dahulu memimpin telah membuktihan hal tersebut.

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT