BREAKING

Minggu, 10 Juli 2016

Salah Ejek

Dengan langkah santai, Ida mengarungi jalan menuju sekolahnya.
Hari ini ia sangat bersemangat, bukan hanya karena ibunya baru saja memberi bonus jajan, tapi Eri kakaknya sempat menjatuhkan pujian “adikku ini rupanya mulai anggun” Ida paham betul sang kakak sangat jarang memberi pujian semacam itu.
Hey anak culun, kok jalan sendiri, nda punya teman ya....ha..ha...
Sontak suara itu merusak lamunan Ida, ia menoleh mencari pemilik suara, ah mereka lagi, batin Ida, di seberang jalan Vera dan Yeni melempar senyum kepadanya, senyum yang Ida paham betul lebih sebagai ejekan.
Hampir setiap hari Ida menjadi bahan pembicaraan di kelasnya, bahan gosip bagi teman-temannya, sayang gosip tersebut selalu saja bernada menjatuhkan, ia dianggap kuper, tidak tau cara berpenampilan.
Dirinya terkadang jengkel juga dengan sindiran-sindiran itu, apa hak mereka menilai penampilanku? Masa  saya harus berpenampilan seperti mereka supaya dibilang gaul, bukankah penampilanku masih sopan-sopan saja? Penampilanku pilihanku, gumam Ida.
Andi, bu rahma datang tidak? Tanya Eni ke ketua kelas, ya datanglah, beliau kan guru paling rajin di sekolah ini, hufft..... padahal aku berharap dia nda masuk ujar Eni dengan muka malas,  aku juga sambung Memey, kebanyakan siswa di kelas ini memang nda senang matematika, mata pelajaran yang dihandle Bu Rahma.
Tak berapa lama pintu kelas diketuk, sosok perempuan tinggi semampai berjalan masuk ke ruangan kelas, selamat pagi anak-anak, ujar Bu Rahma pada siswanya, selamat pagi bu, balas siswa serempak.
Bagaimana PR nya sudah kelar? Tanya Bu Rahma tanpa basa-basi, sudah bu, jawab siswa, Bu Rahma lalu berjalan dari satu bangku ke bangku lainnya, dua bola matanya sibuk mengamati pekerjaan siswanya, tak jarang ia sambil geleng-geleng kepala.
Eni, Memey, Vera dan kamu Yeni, ternyata kalian masih belum paham juga penjelasan ibu minggu lalu, makanya kalian harus giat belajar, bertanya bila belum paham, jangan hanya sibuk shooping di mall, sindir Bu Rahma yang paham betul kegemaran ke empat siswanya, merekapun hanya bisa diam membisu, rasa malu terpancar di wajah mereka.
Pekerjaan Ida masih yang terbaik hari ini, jawabannya akurat seratus persen, sambung Bu Rahma.
Spontan seisi ruangan memberi tepuk tangan, Ida memang the best, celutuk Rika, yang lain juga the best, kalian semua punya potensi jadi the best asal belajar, timpal Bu Rahma
Ida beseri-seri mendengar pujian gurunya, ia semakin yakin kehebatan tidak dilihat dari penampilan, tapi dari isi kepala, dari kualitas diri, jadi peduli amat pada sindiran teman-temannya, toh mereka adalah orang-orang yang salah ejek, bisik ida dalam hati.

#ZaEnal Abidin RiAm#

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT