BREAKING

Jumat, 07 April 2017

Literasi Sebagai Basis Peradaban


Ruang kehidupan manusia sangat dinamis, perubahan terjadi dalam hitungan hari bahkan menit. Sejak manusia resmi menempati bumi, ragam peristiwa besar telah terjadi, baik yang konstruktif maupun yang destruktif, ragam bangsa telah timbul tenggelam, ragam kelompok telah berkuasa dan dikuasai, bumi juga menjadi saksi lahirnya peradaban, masa kejayaan peradaban, hingga hancurnya sebuah peradaban. Bila kita percaya bahwa peradaban merupakan puncak pencapaian manusia, maka hal itu sekaligus menjelaskan bahwa peradaban bukan sesuatu yang bisa dicapai dengan mudah, juga bukan sesuatu yang bisa dihancurkan dengan mudah, ada syarat khusus sehingga peradaban bisa lahir, dan ada syarat khusus pula sehingga peradaban bisa luluh lantak. Tanpa syarat itu tidak mungkin peradaban bisa jaya dan hancur.

Sebagian manusia sering salah kaprah memandang peradaban, peradaban dilihat dalam konteks yang terlampau materil, akibatnya materi dianggap sebagai syarat lahirnya peradaban, pandangan ini tidak tepat, faktanya banyak komunitas yang pernah menghuni bumi dengan kekayaan berlimpah namun tidak mampu melahirkan peradaban tinggi. Lalu apa yang menjadi dasar bagi lahirnya peradaban? Literasi, literasi dalam konteks ini mencakup membaca dan menulis. Tak ada peradaban yang lahir tanpa didahului tradisi literasi, hal ini bisa dicek berdasarkan fakta sejarah yang ada. Manusia tak mungkin mengenal adab tanpa menegenal literasi, pengenalan manusia tentang adab yang mengantarkannya kepada peradaban.

Satu kesalahan yang sering terjadi, manusia terkadang menggaungkan kata peradaban,namun lupa, atau boleh jadi sengaja mengabaikan aktifitas literasi, dianggapnya peradaban akan lahir dari sekadar propaganda, atau sekadar mengagumi negeri yang sedang memegang kendali peradaban. Tidak, hal itu mustahil. Bila ingin mewujudkan peradaban, maka bangunlah terlebih dahulu tradisi literasi, gerakan kita harus berawal dari sini, dari gerakan literasi, bila benar-benar serius, gerakan tersebut wajib dijalankan secara sistemik, tidak bisa orang per orang saja. Perlu lahir kesadaran, bahwa mendorong gerakan literasi sebagai bagian dari kerja peradaban, membutuhkan energi besar, butuh solidaritas yang kuat,oleh sebab itu para pekerja literasi perlu mengorganisir kekuatan secara bersama, atau paling tidak intens membangun komunikasi. Dalam perspektif gerakan, komunikasi terbilang penting, fungsinya agar muncul kesepahaman bersama tentang aksi yang dijalankan.

Disisi lain sudah waktunya pula pemerintah tidak menjadikan literasi sebagai jargon kosong, pemerintah harus membuat kerja yang lebih nyata, salah satunya dengan memberikan dukungan penuh terhadap pekerja literasi, terhadap siapa saja yang mendedikasikan hidupnya untuk gerakan literasi. Hal ini sangat mungkin, peluangnya sangat besar, tinggal ada tidaknya kemauan pemerintah dalam hal ini, akan tetapi sebelumnya pemerintah perlu memperbaharui cara pandangnya terhadap gerakan literasi, jangan membingkai gerakan literasi dalam suasana yang sangat formal, misalnya menghadirkan fasilitas lalu hanya menunggu agar orang datang menggunakan fasilitas literasi tersebut, kasus ini sangat sering dijumpai dalam penggunaan perpustakaan. Harus ada perspektif baru yang dihadirkan, bahwa menyemai gerakan literasi mengaharuskan turun langsung ke masyarakat, memberikan stimulus kepada meraka,termasuk melibatkan komponen pekerja literasi diluar struktur pemerintahan, untuk melakukan hal ini gengsi pemerintah perlu diturunkan sekian tingkat.


Mari galakkan tradisi literasi,minimal mulai dari diri sendiri, membiasakan membaca dan menulis, agar lahir karya, bisa dibayangkan, bila mayoritas manusia membaca dan menulis, maka akan terjadi surplus produksi gagasan, semakin banyak gagasan cemerlang, berarti semakin banyak pilihan menuju kemjuan, semakin maju suatu masyarakat, maka berarti semakin dekat dengan peradaban, mari bangun dan kuatkan tradisi literasi, sebab tanpa literasi, peradaban hanya menjadi ilusi.

Penulis: Zaenal Abidin Riam
Ketua Komisi Intelektual dan Peradaban PB HMI MPO Periode 1437 - 1439 H/2015 - 2017 M

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT