Merenungi
hidup yang tak layak dijalani
Diam
termenung
Mengumpat
takdir yang membelenggu
Tiap
hari terdengar pengkhutbah mendendangkan syair
“miskin
itu ujian”
Tiap
detik terngiang janji orang atas
“kalian
akan hidup sejahtera”
Tapi
kapan semua itu menjadi nyata?
Saat
keluarga kami tumbang satu per satu karena tak bisa membayar sewa orang sakit?
Saat
anak kami menggelandang di bawah kolom jembatan karena ditolak sekolah?
Atau
saat tubuhku telah lapuk dimakan ulat?
Kami
tak melawan Tuhan
Tapi
kami hanya bertanya kepada kau yang telah memiskinkan kami
Kami
sudah bosan dengan bahasa “takdir” dan janji “kesejahteraan”
Kami
kumpulan manusia yang setiap detik banting tulang namun hanya memanen janji
kosong
Kami
pun telah jenuh dengan mitos “kemalasan” , dongeng pengantar tidur sang bayi
Zaenal abidin
riam, mamoa IV (Makassar ), ahad 07 april 2013,
pkl 06.42 wita
Posting Komentar