Sepasang mata
menatap
Tatapan sendu
nan pilu
Matanya nanar
ke sehelai kemeja puth dan rok merah
Berharap tubuh
menyatu dalam balutan merah dan putih
Tapi apa daya
Tatapan tetap
tatapan, angan tetap angan
Angan tentang
kemeja putih dan rok merah
Pun imaji tentang sekolah, semua hanya menari
dalam khayalan
Cemburu pada
tetangga, iri pada anak pejabat
Yang mondar –
mandir dengan kemeja putih dan rok merah
Ingin mengutuk
takdir
Tapi apalah
artinya bila kutukan hanya melahirkan kutukan
Ingin mencela diri
Namun diri telah
lama tercela, terfitnah bahkan terolok
Terolok sebagai
orang bodoh
Terfitnah
sebagai manusia tak berpendidikan
Tercela sebagai
orang tak berilmu
Kami bukan
orang bodoh, tak berpendidikan, tak berilmu
Hanya saja
pendidikan,
ilmu , dan kecerdasan telah pamer harga
harga yang tak
mungkin dibeli dengan dompet lusuh kami
mustahil ditebus
dengan pakain kumal bahkan nyawa kami
yaaa,,, inilah
mimpi menyakitkan, mengoyak hati, menghujam jantung, membantai diri
mimpi yang tak
menyisakan pembelaan, hanya meninggalkan trauma dan ketakutan
takut dan
trauma atas mahalnya pendidikan bagi orang terbuang atau mungkin sengaja
dibuang.
Zaenal abidin
riam, tidung (Makassar) 03 mei 2013, pkl 13.54 wita
Posting Komentar