kaku tak berdaya
di atas pembaringan
dalam ruang sempit
antara cahaya dan gulita
deretan semut mengitari tubuh itu
berbaris rapi layaknya perwira
mengumbar penghormatan
mengaduk air mata bercampur tawa
tubuh itu butuh kafan
kafan kehidupan, bukan kafan kematian
balut ia dengan kafan nafasmu
nafas terdalam, nafas suci sang suci
kafan menjauhkannya dari tangan tersembunyi
tangan yang sering bermain di air keruh
kafan melindungi pesona tubuhnya
tubuh nan menarik, menarik penggila tubuh
tubuh itu adalah tanah yang kau pijak
dekap ia hingga tak ada yang mendekapnya selainmu
zaenal abidin riam, mamoa iv (makassar), ahad 14 april 2013, pkl 02.20 wita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar