Dulu kita pernah bersama
Bersua
dalam dua wajah
Mengemas
tanda
Berangan
tentang masa depan
Melukisnya
di atas tumpukan pasir
Namun,
seiring ombak berlari
Melindas
lukisan itu
Meratakannya
Kembali
menjadi pasir, tanpa wajah, tanpa bentuk
Tak
perlu meratap
Lukisan
itu memang tak abadi
Ia
harus pergi, memenuhi panggilan takdir
Mungkin
pula ia hanya angan angan
Muncul
di waktu pagi lalu menghilang dalam gelapnya malam
Kita
telah melukis khayalan
Bukan
membuat kenyataan
Melahirkan
fatamorgana
Lalu
mengeram didalamnya
Tak
usah bertutur tentang masa lalu
Masa
lalu adalah ilusi dalam ingatan
Tak
nyata
Mimpimu
tentangnya hanya melahirkan kesakitan baru
Yang
terus menggumpal
Sadarlah
sebelum terbunuh olehnya
Berhenti
memandang masa lalu
Lihatlah
masa kini, disini, karena disinilah kenyataan itu berbicara
Makassar 24 Juli 2013
Posting Komentar