tatap
ia, dalam heningmu, dalam diammu, dalam celotehmu, karena tatapanmu
melahirkan sajak pilu, dari bahasa air mata, berderai dalam heningnya
siang.
ia berdiri mematung, menunggu derai hujan menyapanya, derai
air matanya ingin bercakap dengan bulir hujan, menyampaikan kesah
kepiluan, tentang air mata yang tak punya tempat di sungai kering....
Posting Komentar