Bagi pecinta perubahan, revolusi merupakan harapan paling ideal, revolusi
dianggap sebagai bentuk perubahan paling ideal, revolusi dianggap mampu
melahirkan perubahan hakiki, bukan perubahan tambal sulam, dalam kenyataannya,
revolusi selalu dikaitkan dengan aspek politik, bahkan revolusi yang terjadi,
seringkali hanya merevolusi kehidupan politik, bila berkaca pada kenyataan,
ragam revolusi yang terjadi di dunia ini, disemai di medan politik, ditempuh
melalui jalur politik, ujungnya yang direvolusi hanya aspek politik, bila
diamati secara saksama, kecenderungan tersebut (menitikberatkan revolusi pada
aspek olitik), berangkat dari sudut pandang, bahwa panglima kehidupan dalam
sebuah komunitas, adalah politik, pandangan ini lalu mengantar penganutnya,
menjadikan politik sebagai penentu bidang kehidupan lainnya, nasib bidang
sosial, budaya, ekonomi, hukum dll sangat ditentukan oleh wajah politi, bila
dikaitkan dengan revolusi, maka keyakinan tersebut menganggap, revolusi
politik, serta – merta menyebabkan perubahan revolutif pada aspek kehidupan
lainnya, keyakinan semacam ini perlu dikaji secara kritis.
Berdasarkan fakta, beberapa negara yang berhasil melakukan revolusi, khususnya revolusi yang bertumpu pada dimensi politik, tidak serta merta mendatangkan perubahan drastis, menuju arah yang lebih baik, dalam negara tersebut, revolusi dalam negara tersebut tidak jarang hanya berumur kacang, setelah itu, wajah buram negara pra revolusi, muncul kembali, secara umum revolusi terjadi disebabkan adanya ketidakpuasan terhadap keadaan, ketidakpuasan ini kemudian meluas, ketidakpuasan ini tidak harus berasal dari kalangan bawah, dalam realitasnya, seringkali ketidakpuasan ini, digerakkan kaum atas yang pengaruhnya kemudian menurun ke masyarakat awam, akumulasi dari ketidakpuasan tersebut, melahirkan tindakan penggulingan terhadap penguasa yang dianggap diktator, jadi secara umum revolusi selalu diwarnai dengan penumbangan para tiran, diktator penguasa, memang rata – rata dalam negara yang baru saja melangsungkan revolusi, iklim perubahan tumbuh subur, namun tidak lama setelah itu, perubahan menjadi beku, muncul kelompok penguasa baru, kelompok penguasa ini, biasanya berasal dari pelaku revolusi, janji perubahan yang dulu mereka dengungkan, segera sirna di bawah kediktatoran baru yang mereka buat.
Kita harus berani mengakui, bahwa revolusi yang hanya bertumpu pada aspek
politik, tidak serta merta mendatangkan perubahan pada aspek kehidupan lain,
kalau memang ada pengaruhnya, hal tersebut tidak signifikan, kenyataan bahwa
revolusi yang hanya bertumpu pada aspek politik, dan berhasil, namun kemudian
tidak seindah janji idealnya, bahkan beralih menjadi lebih buruk, merupakan
pelajaran bahwa revolusi, tidak bisa hanya dititikberatkan pada wilayah
politik, jika kita masih memimpikan revolusi, dan yakin akan keampuhannya, maka
yang perlu dilakukan adalah, menyebar pahaman revolusi ke semua aspek
kehidupan, benih revolusi harus ditabur pada setiap dimensi kehidupan, dengan
demikian, gerakan ke arah revolusi, akan terjadi pada setiap domain kehidupan,
bila hal ini terjadi, maka kiranya inilah yang patut disebut revolusi sitemik,
semua sistem kehidupan direvolusi secara sistemik, tentu hal ini membutuhkan
rekayasa matang, terencana, ditambah kesabaran dan ketekunan dalam
mengerjakannya.
Revolusi sistemik pada semua sendi kehidupan, dapat dimulai dengan memanfaatkan
semua mujahid, aktifis, pemerhati perubahan, dalam setiap aspek kehidupan,
mereka yang selama ini konsen pada dunia pendidikan, perlu bergerak menanamkan
pendidikan yang revolutif, mereka yang fokus pada seni budaya, perlu berupaya
agar nilai budaya yang mampu mendorong revolusi, dbangkitkan kembali, mereka
yang mengaku sebagai pemerhati hukum, perlu memastikan agar hukum berdiri di
atas jalan menuju revolusi, mereka yang selama ini menghibahkan hidupnya pada
dunia ekonomi, punya keharusan untuk memastikan, bahwa konsep dan praktik
ekonomi, tidak dimonopili oleh sekelompok bandit di tingkat elit, mereka yang
bergerak dalam dunia sosial, perlu melakukan penyadaran berkesinambungan kepada
masyarakat, tentang situasi yang sangat timpang, serta pentingnya revolusi
sebagai solusi mengalami ketimpangan intinya para penggiat perubahan, yang
berkecimpung dalam berbagai bidang kehidupan, perlu merapatkan barisan, duduk
bersama, berdiri bersama, berjalan bersama, demi menuntaskan cita – cita
revolusi.
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Posting Komentar