Oleh: ZaEnal Abidin RiAm
Manusia
dalam menjalani hidup, selalu diperhadapkan dengan berbagai masalah, masalah
tersebut harus dihadapi, bukan dihindari, hadirnya masalah bagi manusia tentu
merupakan hal lumrah, setiap manusia yang hadir dalam kehidupan ini, pasti
berjumpa dengan masalah, masalah pada dasarnya ibarat ujian untuk menaikkan
standar kompetensi, mengatasi sebuah masalah, sama halnya dengan pembuktian
bahwa kompetensi kemanusiaan kita mengalami peningkatan, sebaliknya, menghindar
dari sebuah masalah, membuktikan bahwa kita belum siap meningkatkan kompetensi,
dalam mengelola masalah, ada beragam instrumen yang digunakan manusia sebagai
pusat pertimbangan, dua diantaranya adalah rasa dan rasio, hasil akhir dari
penggunaan ke duanya juga berbeda, rasio berpusat pada pertimbangan akal sehat,
sedangkan rasa berpusat pada pertimbangan emosional.
Pada
hakikatnya rasa dan rasio, sah – sah saja digunakan sebagai pusat pertimbangan
dalam menghadapi masalah, yang perlu dilakukan adalah mengukur porsi masalah
tersebut, apakah masalah tersebut layak diputuskan dengan pendekatan rasa? Atau
seharusnya ia dihadapi dengan pendekatan rasio? Kesalahan yang sering dilakukan
manusia, adalah kesalahan penempatan dalam mendudukkan salah satu diantara ke
dua instrumen tersebut, masalah yang seharusnya dihadapi dengan rasio, justru
dihadapi dengan rasa, begitupun sebaliknya, hambatan yang seharusnya dihadapi
dengan rasa, justru menggunakan rasio sebagai instrumen eksekutornya, akibatnya
yang terjadi, bukan mengatasi masalah yang ada, namun justru menambah maslah
baru, setiap masalah wajib dipetakan secara proporsional, hal ini bermanfaat
demi menghadirkan instrumen tepat pada masalah yang dihadapi.
Tidak
menutup kemungkinan, sebuah masalah, membutuhkan pertimbangan rasa dan rasio
sekaligus, tetapi bagaimanapun salah satu diantara keduanya, tetap akan
berperan lebih dominan dalam proses pengentasan masalah, langkah awal yang
mesti dilakukan untuk memastikan bahwa masalah dikelola dengan instrumen tepat,
adalah melakukan kategorisasi masalah, masalah yang berkaitan dengan diri
sendiri (masalah pribadi), lebih layak didekati dengan pertimbangan rasa,
sedangkan masalah yang berkaitan dengan kemaslahatan orang banyak (masalah
umat) harus dipecahkan dengan pendekatan rasio, sebenarnya ini bukan
pengklasifikasian ketat, boleh jadi ada masalah pribadi tertentu yang harus
diputuskan oleh rasio, di lain pihak, masalah keumatan tertentu juga
membutuhkan keterlibatan rasa di dalamnya, tetapi keterlibatan rasa dalam
konteks tersebut, tidak dominan, tetap rasio yang dominan dan memutuskannya,
aspek lain yang perlu ditekankan, manusia hendaknya tidak mencampuradukkan
masalah pribadinya dengan masalah orang banyak, sebab bila hal tersebut
terjadi, maka masalah akan diputuskan dengan cara yang keliru.
Kemampuan
dalam mengelola rasa dan rasio, juga berkaitan erat dengan kualitas
kepemimpinan seseorang, kepemimpinan yang dimaksudkan adalah dalam makna yang
luas, dalam artian setiap orang pada dasarnya merupakan pemimpin, paling tidak
pemimpin bagi dirinya sendiri, mereka yang mampu mengelola rasa dan rasio,
dalam kaitannya dengan pemecahan masalah, maka mereka cukup potensial memimpin
orang banyak, akan tetapi, bagi mereka yang selalu saja menyikapi segala
sesuatunya dengan rasa, dengan pertimbangan emosional, maka mereka tidak akan
pernah mampu memimpin orang banyak, bahkan mereka merupakan pemimpin yang payah
untuk dirinya sendiri, sebagian manusia tidak menaruh perhatian serius pada
aspek ini, bahkan menganggapnya tidak penting, akibatnya masalah yang dihadapi
tak pernah diselesaikan secara tuntas, sebab mereka salah menempatkan instrumen
dalam mengelola masalah.
Jika
ingin berhasil dalam hidup, maka kemampuan menghadapi masalah dan
menyelesaikannya, merupakan syarat dasar yang mesti dimiliki, dalam hidup
manusia, rasa dan rasio adalah dua dari beberapa instrumen dalam mengelola
masalah yang paling lazim digunakan, bila manusia mampu menempatkan salah satu
dari ke duanya, pada tempatnya masing – masing, maka masalah tersebut akan
dilalui dengan mulus, tapi jika tidak, maka rentetan masalah hanya akan
bertambah, menambah rentetan masalah pasti bukan sikap tepat, masalah hadir
untuk diatasi, bukan untuk dihindari, menghindar terhadap sebuah masalah hanya
menyebabkan anda terjatuh ke dalam masalah baru, “nikmati” masalah anda,
caranya gunakan instrumen yang tepat dalam mengelola dan mengatasinya, dengan
cara itu kecakapan hidup akan meningkat dari waktu ke waktu
Posting Komentar