Sejarah
relasi Islam dan bangsa memang tak selalu harmonis, ada masa pasang surut dalam
relasinya. Meski beragam, Indonesia merupakan negara yang penghuninya mayoritas
beragam islam, Islam telah sangat mengakar di Indonesia, oleh rakyat Indonesia
yang beragama islam, agama ini tidak sekadar diperlakukan sebagai agama formal,
melainkan juga sebagai nilai yang mempengaruhi aspek privat masyarakat
Indonesia, membicarakan Indonesia tanpa membicarakan Islam adalah hal mustahil,
hal tersebut merupakan pengabaian terhadap realitas mayoritas di nusantara,
sebaliknya, membicarakan Islam tanpa menyinggung Indonesia juga terbilang naif,
hal tersebut mengabaikan fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk
muslim terbesar di dunia.
Dinamika keislaman yang nampak di Indonesia
memiliki ciri khas tersendiri, bila dikaitkan dengan bangsa, mayoritas cara
pandang berislam di Indonesia tak mempertentangkan antara Islam dan bangsa,
fakta tersebut semakin nyata saat kita bersikap terbuka terhadap realitas
sejarah perjuangan kemerdekaan, kaum santri dan ulama memiliki andil besar
dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, perjuangan tersebut dilandasi oleh
kesadaran berislam, kesadaran bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah
jihad mulia, sehingga tak diherankan bila ulama di masa itu mengeluarkan
resolusi jihad guna mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Fakta ini bisa
menjadi dasar bahwa secara historis umat Islam di Indonesia meyakini dirinya
sebagai satu kesatuan dengan Indonesia.
Bila merujuk kepada Al qur’an sebagai sumber
ajaran Islam, maka kita akan menjumpai bahwa dalam Al Qur’an sendiri ada
sekitar 322 ayat yang membincang tentang bangsa dalam konteks positif. Fakta
ini kiranya bisa menjadi landasan ideologis untuk memahami bahwa Islam dan
bangsa adalah satu kesatuan. Dengan memahami fakta ini maka akan menghilangkan
keraguan bahwa bangsa seolah merupakan barang haram dalam Islam, pada bagian
lain, fakta ini juga bisa menjadi bekal untuk meletakkan paradigma yang utuh
dan harmonis antara Islam dan bangsa.
Tentu kita juga harus bersikap kritis terhadap
paham kebangsaan, sebab realitasnya tak semua paham kebangsaan sejalan dengan
semangat Islam, mesti ditegaskan bahwa paham kebangsaan yang terlampau ekstrim
tak sejalan dengan semangat Islam, paham kebangsaan semacam ini sangat
dipengaruhi oleh unsur chauvinisme, sebuah paham yang melakukan pemujaan
berlebihan terhadap bangsa, paham ini justru tidak produktif, lebih jauh paham
ini bisa merusak solidaritas kemanusiaan, paham kebangsaan model ini justru
berpotensi melahirkan rasisme, paham kebangsaan ini pernah melanda Jerman di
era NAZI, dan umat manusia telah melihat akibat merusak yang ditimbulkannya,
paham kebangsaan jenis ini pula yang mempengaruhi Zionisme Israel, dan dunia
masih melihat akibat brutal yang ditimbulkannya.
Paham kebangsaan yang berlaku di Indonesia
harus proporsional, terbuka dan sesuai dengan budaya Indonesia. kiranya paham
kebangsaan model ini yang sejalan dengan semangat keislaman, paham kebangsaan
seperti ini pula yang menjadikan para ulama di masa perjuangan fisik
kemerdekaan meyakini bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah bagian dari
iman. Sejarah akan terus bergulir, ujian terhadap perpaduan Islam dan bangsa
dalam konteks Indonesia akan terus diuji, bagi generasi yang mulai ragu dengan
perpaduan Islam dan bangsa, maka perlu kiranya menyelami kembali pandangan
ulama yang terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Ketua Komisi Intelektual dan Peradaban PB HMI MPO 2015 - 2017 M
Posting Komentar