BREAKING

Minggu, 01 April 2018

Hari Anti Korupsi, Apa Yang Perlu Diselamati?


Kemarin 9 Desember merupakan hari anti korupsi sedunia, momen untuk memperingati komitmen perjuangan melawan korupsi, kejahatan yang tergolong sangat luar biasa, di negara manapun, korupsi merupakan musuh bersama, efek yang diakibatkannya sangat dahsyat, sangat wajar ketika setiap negara selalu mengkampanyekan perang melawan korupsi. Perang tersebut bukan hanya digerakkan oleh institusi resmi negara, tetapi juga oleh para komunitas masyarakat sipil yang konsen pada pemberantasan korupsi.
Momen peringatan hari anti korupsi biasanya diramaikan dengan ucapan selamat “selamat hari anti korupsi sedunia” begitulah kalimat klisenya. Kita paham ucapan selamat tersebut bukan berarti pengucapnya memahami bahwa korupsi telah diberantas hingga ke akarnya, melainkan lebih sebagai upaya motivasi agar lebih giat melawan korupsi. Akan tetapi terlepas dari hal itu, sesungguhnya memang belum ada yang bisa diberikan ucapan selamat atas hari anti korupsi, terlebih dalam konteks Indonesia, apa yang harus diselamati bila belakangan ini KPK justru menjadi sasaran pelemahan dari oknum pelaku korupsi? Apa yang harus diselamati bila dari waktu ke waktu pejabat tinggi negara yang seharusnya mencontohkan sikap anti korupsi justru dijerat satu per satu oleh lembaga anti rasuah? Apa yang harus diselamati bila pelaku yang telah terbukti melakukan korupsi masih saja matia-matian melakukan pembelaan diri seolah mereka bersih dari korupsi? Bukankah itu pertanda tidak ada penyesalan di dalamnya? Dan ribuan pertanyaan lain yang masih menumpuk.
Akan lebih tepat bila momen 9 Desember menjadi tonggak serius bagi lahirnya generasi anti korupsi dalam artian yang sesungguhnya, kelahiran generasi ini tak butuh dideklarasikan, sebab deklarasi dan sejenisnya terkadang menjadi seremonial belaka, setelahnya tidak ada langkah nyata. Mari mulai melakukan langkah nyata, minimal dimulai dari keluarga inti, dari anak masing-masing, kepada mereka kebiasaan anti korupsi perlu ditanamkan sejak dini, salah satu bentuk konkritnya adalah membiasakan sifat jujur, jujur kepada orang lain dan lebih jujur lagi kepada diri sendiri. Kenapa harus sifat jujur? Karena jujur merupakan musuh utama korupsi, kejujuranlah yang mampu menyembuhkan penyakit kronis bernama korupsi. Langkah tersebut memang tidak terkesan sensasional, akan tetapi konkrit. Mari kita memulainya atau tidak sama sekali.

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT