Papua, daerah
yang belakangan ini semakin menjadi sorotan, terlebih saat Jokowi-JK
mengarahkan pembangunan infrastruktur ke bagian timur Indonesia, Papua termasuk
daerah yang diuntungkan dengan kebijakan ini, namun bukan soal pembangunan
infrastruktur yang akan saya bahas dalam tulisan singkat ini, saya justru lebih
tertarik dengan sisi lain dari tanah ini, sisi yang menjadi perekat
masyarakatnya, sisi itu adalah toleransi.
Bumi Papua
merupakan daerah dengan tingkat keberagaman
masyarakat yang sangat tinggi, di daerah ini ragam suku dari pelosok nusantara
mempertaruhkan nasib untuk kehidupan, yang istimewa karena dengan tingginya
tingkat keberagaman tersebut masyarakatnya tetap hidup rukun, tingginya tingkat
keberagaman justru melatih kecerdasan komunikasi mereka, sebagaimana dipahami
toleransi berasal dari hadirnya komunikasi yang baik antara berbagai pihak,
semakin matang komunikasi maka potensi bagi terjalinnya hubungan baik juga akan
semakin terbuka, dan masyarakat Papua sudah sampai pada tahap ini.
Jakarta perlu
belajar kepada Papua tentang toleransi, saat cendekiawan hingga orang awam di
Jakarta masih berdebat tentang toleransi, masyarakat Papua justru sudah
mengamalkannya, hal itu berarti mereka sekian langkah lebih maju dalam hal ini.
Stigma lama bahwa Papua tertinggal segala hal dalam wilayah peradaban adalah
tidak tepat, toleransi merupakan salah satu bagian penting yang wajib hadir
dalam peradaban, dan sekali lagi saya tegaskan, masyarakat Papua lebih maju
dalam hal toleransi.
Bagi mereka yang
gigih memperjuangakan toleransi, rasanya belum sah bila tidak menginjakkan kaki
di tanah Papua, salah besar bila anda hanya asyik berdiskusi tentang toleransi
tapi tidak pernah menapakkan kaki di bumi yang telah mempraktikkannya selama
bertahun-tahun, sebab cara belajar yang terbaik bukan dengan hanya megasyikkan
diri mengeja kata di atas lembar kertas, tapi masuk ke dunia itu dan
mengalaminya secara langsung. Papua istimewa. Salam dari ujung timur Indonesia.
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Posting Komentar