BREAKING

Jumat, 29 Maret 2013

“Rekonstruksi Dunia Kepengaderan Berbasis Ideologis: ikhtiar meneguhkan peran dan fungsi pengader”

Perkaderan merupakan elan vital dalam tubuh HMI, ia adalah aspek terdalam yang menopang eksistensi lembaga. Dalam kedudukannya sebagai penyangga eksistensi lembaga, maka sudah sepatutnya jika setiap dinamika dalam tubuh perkaderan selalu berpotensi mengarahkan bandul sejarah HMI. Berbagai konsep dan tradisi besar yang pernah ditelorkan komunitas hijau hitam selalu berlangsung dalam suasana perkaderan yang kondusif, sejarah HMI tidak pernah bertutur bahwa terdapat gagasan tertentu yang diproduk dalam susasana perkaderan yang chaos. Dibalik semua itu, sesungguhnya dalam jagad perkaderan terdapat kelompok elit yang paling bertanggung jawab mendinamisasi ruang perkaderan, sekelompok orang ini adalah kader pilihan yang dianggap kredibel dan mampu menginternalisasi nilai-nilai perkaderan secara utuh kedalam dirinya, kepada mereka kata “pengader” kemudian dinisbatkan.
                 Arus zaman yang bergulir sangat cepat telah menyajikan realitas baru dalam tubuh kepengaderan, sebuah realitas yang nampaknya kurang menyenangkan, namun harus responsif menanggapinya. Dunia kepengaderan kekinian seakan dihantam oleh arus “erosi ideologi”. Erosi ideologi menjelma dalam diri pengader lewat berbagai bentuk mulai dari degradasi komitmen kepengaderan sampai munculnya gejala dalam diri pengader untuk mereduksi makna perkaderan (perkaderan hanya dimaknai sebagai aktifitas kepemanduan belaka). Radix masalah ini bisa dilacak dari pengetahuan yang tidak utuh terhadap konsep diri pengader, namun disisi lain masalah ini juga bisa berkisar pada wilayah sikap sebab terkadang timbul keterputusan antara keutuhan pengetahuan dan aplikasi sikap sebagai konsekuensi pengetahuan tersebut
.
                 Dinamika diatas bukan hadir untuk dilanggengkan sehingga sikap paling bijak adalah berusaha untuk mengeremnya lalu mengembalikan keposisi awal. Konkritnya, segalah daya mesti dikerahkan untuk mengembalikan ruh kepengaderan. Dalam titik ini, rekonstruksi terhadap dunia kepengaderan menjadi sangat urgen, rekonstruksi dimunculkan dalam bentuk menggeser aspek perkaderan yang cenderung pragmatis menuju aspek yang lebih berbasis nilai sebab berbagai macam kelonggaran dalam kepengaderan turut berkontribusi dalam menyuburkan jiwa pengader yang lembek dan inkonsisten. Setiap tahap rekonstruksi dunia kepengaderan harus berbarengan dengan aspek ideologisasi agar proses rekonstruksi mampu berjalan k earah cita ideal yang dimaksudkan.
                 Rekonstruksi dunia kepengaderan secara maksimal akan mendatangkan efek bola salju berupa peneguhan terhadap peran dan fungsi pengader sebab peran dan fungsi hakiki pengader tidak akan mementaskan diri di aras kepengaderan apabila kita gagal membedah permasalahan fundamental dunia kepengaderan hari ini. Peran dan fungsi pengader menjadi penting untuk di tancapkan kembali karena dinamisasi di ruang perkaderan sangat ditentukan oleh kualifikasi pengader dalam menjalankan peran dan fungsinya, bila keduanya gagal dijalankan, maka degradasi perkaderan akan meluncur  ke dalam jurang tanpa dasar. Peran dan fungsi pengader hanya mampu dijalankan oleh individu pengader yang memiliki kualitas pendidik, pemimpin dan pejuang. Senior Course harus mampu bertindak sebagai wadah dalam mencetak pangader-pengader yang mampu menjalankan tri komitmen pengader.
          

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT