BREAKING

Selasa, 14 Mei 2013

Lalu Kenapa???



Hidup sunyi senyap
Dalam padang ramai
Di kolom pekat gulita
Bermandikan sinar purnama
Menerangi wajah
Yang kian pekat
Terselimut awan tebal

Ia bisa terang, dalam lautan cahaya, seharusnya
Terang adalah aura
Siapa tak merindu aura?
Aura kebaikan, positif katanya
Cahaya kecerdasan, intelek nuansanya
Ia pun ingin, sangat, dengan segumpal hasrat
Hasrat bermandikan cahaya, menyerap segala aura, yang katanya baik
Tapi apa daya, hasrat itu jatuh ke pelukan gundik
Tempat mereka memadu nafsu, meyemainya dan menaburnya

Gelap dan terang jelas di mata balita
Bahkan di mata si buta
Lalau kenapa kau mengaburkannya?
Menyuruhnya bermandikan cahaya padahal kau memberinya gulita
Kau pikir gelap sekedar warna?
Bukan…gelap adalah kasta, kasta si miskin, si pinggiran
Lalu kenapa kau cipta kasta?
Siapa butuh? Ia tidak
Kasta itu hanya untuk makhluk tanpa akal, tanpa rasa dan kesadaran
Lalu kenapa kau pelihara di ranjang empukmu?
Kenapa?..kenapa?...dan lalu kenapa?...
Ah sudahlah, mulutmu tertutup rapat, tak satu kata menari darinya.

Zaenal Abidin Riam, Makassar 15 Mei 2013.

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT