BREAKING

Sabtu, 07 September 2013

Urgensi Komunitas Kreatif di tengah Dilema Gerakan


            Secara umum tulisan ini tidak hendak membedah relasi antara  komunitas kreatif (atau terminologi lain yang sepadan dengannya) sebagai sebuah konsep dan realitas empiriknya dalam keseharian, catatan ini akan lebih fokus menganalisa peluang kemunculan komunitas kreatif dalam dunia gerakan yang sedang dilanda dilema, dilema dimaksudkan adalah penurunan kreatifitas metodologi dan bentuk yang melanda dunia gerakan sosial, diakui atau tidak, pergeseran situasi keumatan dan kebangsaan merupakan alarm bagi komunitas gerakan sosial untuk memeriksa ulamg cara kerja kelompoknya, memilih mencetuskan kreasi baru atau tidak, keputusannya berada pada masing – masing organisasi gerakan, sudah barang tentu keputusan tersebut akan sangat dipengaruhi oleh hasil analisa mereka terhadap kemyataan.
            Dalam terma sederhana, komunitas kreatif dapat dipahami sebagai sebuah komunitas dengan anggota terbatas yang konsen menelorkan ragam gagasan besar lalu ide besar tersebut mampu mempemgaruhi masyarakat untuk bergerak berdasarkan ide brilian yang mereka lahirkan. Berdasarkan defenisi sederhana di atas maka kita kemudian bisa memahami bahwa komunitas kreatif bukanlah sebuah organisasi massa, penting dipahami bahwa massa tidak akan mampu melakukan apapun tanpa ada panduan ide yang bisa memberikan mereka kesadaran baru, pada posisi ini dapat dipahami penyebab gagalnya kelompok gerakan sosial yang tidak proporsional dalam memberikan penekanan antara kekuatan ide dan kekuatan massa, mengutip pepatah lama demgan sedikit modifikasi “kumpulam manusia yang berjalan tanpa ide ibarat kelompok orang buta yang berjalan di pinggiran jurang, mereka bisa sampai ke ujung jalan dengan selamat namun peluangnya untuk jatuh ke jurang tersebut lebih besar lagi”.
            Tidak bisa dipungkiri bahwa kuantitas manusia yang sadar akan perubahan sosial lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang bersifat apatis terhadap keadaan sehingga akan lebih tepat jika sebuah kelompok gerakan memposisikan diri sebagai komunitas kreatif yang lebih condong pada kerja ide, kerja ide seharusnya dimulai dengan kemampuan analisa dalam membedah realitas, hal itu berarti pisau analisis dari setiap individu dalam komunitas harus dipertajam. Melalui apa? Tentunya melalui gerakan intelektual lewat baca buku, diskusi, terlibat aktif dalam kelompok kajian tertentu dan upaya pencerahan intelektual lainnya, kegiatan semacam  ini akan membantu kemampuan analisa lapangan khususnya dalam hal mengumpulkan data konkrit terkait kebijakan tertentu yang mesti disikapi. Jika kita ingin lebih terbuka menilai penyebab sehingga masyarakat seolah tidak tertarik mengadopsi ide yang digemborkan oleh oknum gerakan tertentu maka hal itu terjadi karena ide tersebut tidak memiliki daya tawar sebab ia tidak berasal dari hasil analisa yang matang terhadap realitas.
               Perlu hadir perubahan paradigma pada kelompok gerakan sosial, perubahan paradigma dibutuhkan guna memeriksa kembali kenyataan yang sementara berjalan agar kita juga mampu melahirkan sikap paling tepat dalam menyikapi kemyataan, dalam perspektip penulis diskursus komumitas kreatif layak dibincang lebih lanjut sebagai sebuah penyegaran wacana dan tindakan , walaupun komunitas kreatif bukan sesuatu hal yang sungguh baru secara substantif namun diskursus gerakan ini minimal mampu memberikan perspektif baru dalam  memandang realitas sosial kemasyarakatan yang merupakan arah pandangan dari setiap kelompok gerakan sosial serta semestinya seperti apa kita menguraikan sikap terhadap realitas kemasyarakatan yang bergeser dalam laju yang cepat, penulis pun menyadari bahwa tulisan ini masih sangat sederhana dalam mengurai komunitas kreatif “di alam nyata” sehingga butuh dibincangkan lebih lanjut sebelum kembali dituangkan dalam bentuk tulisan dengan tema serupa pada kesempatan lain, semoga terwujud, amin,

Zaenal Abidin Riam
Kader HMI MPO Komisariat Tarbiyah UIN Alauddin Makassar

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

2 komentar:

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT