BREAKING

Selasa, 09 Juni 2015

Ketika Lembaga Seolah Melupakan Masa Depan

Himpunan Mahasiswa Islam – Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) merupakan salah satu lembaga yang turut mewarnai gerak sejarah Negara dan umat, hal tersebut terjadi pada skala makro dan mikro, berbagai perubahan yang melibatkan elemen mahasiswa selalu menyeret HMI MPO untuk ambil bagian di dalamnya, berada dalam tekanan rezim orde baru selama beberapa tahun, tidak membuat HMI MPO kehilangan akal untuk terlibat aktif dalam dinamika gerakan kemahasiswaan kala itu, kondisi tersebut justru membuat lembaga ini terdorong lebih kreatif dalam melakukan kerja perubahan, pembentukan berbagai kantong gerakan merupakan salah satu buktinya, bahkan beberapa institusi kantong yang dimiliki HMI MPO justru mampu membawa pengaruh dominan dalam ranah gerakan.
            
Dominasi hijau hitam dalam ranah gerakan terus berlanjut hingga beberapa waktu setelah orde baru, sebuah potret masa lalu yang turut memberikan kebanggaan tersendiri bagi para kader HMI MPO, episode membanggakan itu selalu dituturkan dari satu generasi ke generasi lainnya, dalam momen formal maupun informal, mulai dari forum basic training hingga diskusi lepas diselingi kopi, setiap kader dianggap wajib memahami narasi heroik ini, tentu tidak dipungkiri bahwa narasi tersebut mampu mendatangkan efek positif bagi lembaga dan kadernya, minimal mereka memiliki kepercayaan diri yang lebih saat berdialektika dengan lembaga lain yang juga memiliki tempat khusus dalam sejarah, akan tetapi perlu pula diingat, larut secara berlebihan ke dalam cerita besar masa lalu juga berpotensi mendatangkan efek negatif, terlalu banyak memberikan perhatian pada masa lalu akan meyebabkan sebuah komunitas abai menyusun strategi matang untuk masa depan

HMI MPO (organisasi yang kita cintai ini) terlihat seolah berada dalam dilema seperti ini, lembaga ini seakan terjebak pada romantisme sejarah masa lalu, kita selalu merasa bahwa lembaga masih memiliki peran sentral dalam dunia gerakan tanpa pernah memeriksa secara serius tentang kebenarannya di lapangan, tidak perlu malu mengakui kemorosotan peran sentral lembaga dalam dunia gerakan, kemorosotan tersebut bisa terjadi karena pada bagian tertentu srategi dan metodologi gerakan yang digunakan tidak lagi mampu mengapresiasi realitas keumatan terkini secara utuh, tidak perlu terlalu jauh berkaca, kita lihat saja realitas kampus, sudahkah HMI MPO menyusun metodologi gerakan sistematis dan terencana dalam merespon perubahan realitas kampus? walaupun sekadar mempertahankan kuantitas kadernya, atau kita lihat dalam lanskap lebih luas, pengabdian ke masyarakat, rekayasa sistematis apa yang telah dibuat lembaga ini dalam rangka mempertegas perannya terhadap kaum yang ingin dibelanya? Jangan sampai master plan seperti itu tidak sempat terpikir di benak lembaga.
            
Komunitas hijau hitam seharusnya lebih intens menaruh perhatian pada usaha memenangkan masa depan, perlu menakar ulang posisi dalam percaturan kontestasi global yang belakangan bergeser secara ekstrim, baik dalam skala mikro maupun makro, penting pula memahami pedoman perkaderan dan perjuangan secara utuh sebagai landasan gerak organisasi, dari situ kita mampu menata ulang bagian yang dianggap kurang secara konseptual, kedigdayaan masa lalu tetap penting dikenang, namun jangan sampai ingatan masa lalu menyebabkan kita kurang cermat merekayasa masa depan, sebuah lembaga yang tak mampu memprediksi masa depan secara jeli akan menjadi penumpang yang tertinggal di stasiun kereta zaman, tentu para kader tidak menginginkan lembaga bernasib seperti itu.

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT