BREAKING

Selasa, 09 Juni 2015

Mesiu Zaman

Ada tubuh tergeletak di padang lapang 
Menjadi tontonan
Seolah tak bernilai, nyawa itu
Senjata begitu mudah terhunus
Pelatuknya terlalu enteng melangkah
Pada mereka yang bersuara
Bahkan hanya bertanya
Jasad itu menjadi saksi
Rumah baru bagi mesiu
Yang menghambur dari selongsong peluru
Tajam, menyengat, berdiam di tubuh mati
Hingga berhias kamboja
Saat kuasa dimonopoli manusia picik
Ketika negara menjelma menjadi rumah angker
Jutaan manusia terusir
Lari terbirit
Ke labirin negeri
Kumpulan kecil lainnya memilih masuk ke bumi antah berantah
Katanya disana ada gubuk berdinding kedamaian
Di labirin itu
Mereka menjerit dan meronta
Menyapa hidup dengan tangisan
Merekalah korban  mesiu
Yang diberondong  karena berkata polos
Kepolosannya tak mengajarinya kebohongan
Kumpulan manusia yang tak pernah membaca teori retorika
Katanya adalah kata, tanpa bumbu, tak berhelai

ZaEnal Abidin Riam, Refleksi Pagi Hari di Kota Paradoks.

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT