BREAKING

Selasa, 02 Juni 2015

Wacana Revisi Khittah Perjuangan: Antara Angan Dan Kenyataan


Khittah perjuangan dalam logika kelembagaan HMI MPO, diperlakukan sebagai paradigma gerakan, artinya bahwa semua gerak organisasi harus sesuai dengan khittah perjuangan, gerak organisasi meliputi aktifitas pengkaderan dan perjuangan, dalam posisinya sebagai paradigma gerakan organisasi, khittah perjuangan sangat menentukan bentuk wajah HMI MPO, tak pelak lagi, kritikan terhadap gerakan organisasi akan bermuara pada kritikan terhadap khittah perjuangan, singkatnya, jika gerakan HMI MPO tidak mampu menyapa realitas sosial terkini, maka khittah perjuangan dianggap memiliki kekurangan serius sebagai paradigma gerakan, ia dianggap mengalami ketumpulan analisa, pada dasarnya, asumsi tersebut tidak selamanya benar, hal lain yang mesti diperhatikan adalah kualitas pemahaman kader terhadap khittah perjuangan, bisa jadi pula, tumpulnya gerakan organisasi disebabkan ketidakmampuan kader menerjemahkan konsep khittah dalam relitas empirik.
            
Sebenaarnya khittah perjuangan bukan merupakan barang sakral, beberapa pandangan di dalamnya tidak bersifat absolut, khittah perjuangan lebih tepat disebut sebagai konsep ideologi terbuka, termasuk terbuka untuk dilakukan revisi konsep kepadanya, di lingkungan HMI MPO, wacana revisi terhadap khittah perjuangan telah lama didengungkan, berbagai pandangan dimunculkan, ragam opini mewarnai kritik terhadap khittah perjuangan, kritik tersebut berangkat dari nalar pemikiran yang berbeda – beda, dari nalar fundamentalisme hingga post modernisme, namun, dengan semua opini tersebut, khittah belum mengalami revisi, lalu apa yang menyebabkan kritik terhadap khittah belum melahirkan bentuk baru khittah perjuangan?.

Jika dilakukan analisa mendalam, penyebab utamanya adalah kritik dan wacana revisi khittah perjuangan baru sekadar menjadi narasi liar, tak terkonsolidaikan secara matang, bahkan dalam titik tertentu cenderung reaksioner, wacana revisi khittah perjuangan juga lebih banyak berkutat pada wilayah kultur, struktur belum melakukan kerja serius untuk hal itu, seharusnya, wacana revisi khittah perjuangan berangkat dari rekayasa matang, juga memiliki tahapan yang jelas, tahapan tersebut bisa dimulai dengan merangkum suara suara kritikan terhadap khittah perjuangan, menganalisa dan menyeleksinya, tindakan ini dilakukan oleh struktur, selanjutnya, struktur kemudian membentuk tim pengkaji khittah perjuangan, pengkajian ini bisa dibagi ke dalam beberapa tahapan, tahapan pertama, pengkajian dilakukan dalam bentuk kajian paket terhadap khittah perjuangan, pematerinya berasal dari lintas generasi, tujuannya untuk memahami konsep khittah perjuangan secara utuh, tahapan ke dua, pengkajian dalam bentuk otokritik terhadap khittah perjuangan, setiap peserta kajian diberi kesempatan memaparkan kritikannya terhadap khittah perjuangan, lalu kritikan tersebut didiskusikan secara mendalam, tahap ini tidak lagi menghadirkan pemateri, tahap ke tiga, menyusun konsep terhadap bagian yang mampu dibuktikan kelemahannya dalam khittah perjuangan, penyusunan konsep ini dimaksudkan untuk menutupi bagian yang dianggap bermasalah secara konseptual dalam khittah perjuangan, penyusunan konsep ini bisa juga merupakan penggantian seecara menyeluruh terhadap konsep khittah perjuangan yang lama, hal tersebut tentu lebih menarik, tentu konsep baru yang ditawarkan wajib lebih unggul dari konsep lama yang ditinggallkan, semua peserta tim diberikan kesempatan menawarkan konsepnya, lalu konsep tersebut didiskusikan hingga mengerucut pada sebuah konsep bersama di antara sesama anggota tim pengkaji, kemudian konsep ini dibuat dalam bentuk draft tawaran, draft tawaran revisi khittah perjuangan, jika tawaran dilakukannya revisi khittah perjungan diterimaa di forum kongres, maka PB tinggal memfasilitasi forum lokakarya khittah perjuangan.
            
Menempuh langkah sistematis seperti saran di atas, akan melahirkan hasil lebih konkrit, jika revisi khittah perjuangan berhasil diwujudkan, akan lahir efek positif yang besar khususnya pada wilayah intelektual, revisi khittah perjuanagn akan menepis asumsi meredupnya tradisi intelektual dalam tubuh organisasi, karena revisi khittah perjuangan terjadi melalui kerja intelektual / pemikiran, efek lebih dahsyatnya adalah revisi mampu menjadi pemantik menggeloranya kembali semangat intelektual di seluruh cabang HMI MPO, secara otomatis, khittah perjuangan yang baru akan menjadi bahan diskusi menyegarkan di semua cabang, pada posisi ini kita membalik persepsi lama, yakni bahwa revisi khittah perjuangan hanya terjadi bila semangat intelektual secara nasional menguat, kita tidak peerlu menunggu hingga semangat intelektual kemballi berkumandang dalam organisasi demi melakukan revisi khittah perjuangan, melainkan yang perlu dilakukan adalah memberdayakan sekelompok kader dengan kualitas pemikiran mumpuni agar terlibat dalam tim revisi khittah perjuangan, revisi khittah perjuangan tidak akan terjadi hanya dengan sekadar kritik terhadap konsep khittah perjuangan sekarang, harus ada tindakan yang melampaui kritik, yakni dengan menghadirkan tawaran konsep khittah perjuangan yang baru, jika tidak, maka wacana revisi khittah perjuangan akan selamanya menjadi angan yang menari di alam mimpi. 


Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT