BREAKING

Jumat, 29 Juli 2016

Antara Kebebasan Berpikir dan Kebablasan Berpikir

Peradaban dibangun di atas pemikiran, ini merupakan diktum pasti, fakta yang tak mungkin disangkal lagi, peradaban adalah buah dari dialektika panjang pemikiran, peradaban bisa juga hasil dari buah pencapaian tertinggi pemikiran, peradaban sendiri merupakan indikator kemajuan, hadirnya peradaban menandakan suburnya kemajuan komunitas dalam arti luas. Kemajuan berpikir, yang kemudian sampai pada puncaknya, terjadi karena kerang kebebasan berpikir terbuka lebar, tak ada intimidasi apalagi kungkungan sistematis, baik yang datang dari masyarakat maupun dari penguasa setempat, sejarah telah merncatat, kejatuhan sebuah peradaban selalu diawali dengan mulai ditutupnya ruang kebebasan berpikir, pada posisi ini kita bisa paham urgensi kebebasan berpikir, khususnya dalam kaitannya dengan kemajuan.
Kebebasan berpikir memang tak mudah dicapai, ada ragam hambatan, khususnya pada ketakutan tentang hilangnya nilai yang dianggap wajib dipertahankan, nilai tersebut bisa beragam, bisa nilai agama, budaya, sosial dll. Semua pihak yang menggaungkan kebebasan berpikir, barang tentu berhadapan dengan tantangan ini, ini tak mungkin dihindari, memilih menghindarinya berarti kita tak perlu mengimpikan kebebasan berpikir, pada dasarnya reaksi terhadap gerakan kebebasan berpikir adalah hal lumrah, sebab, setiap pemikiran baru muncul, terlebih ketika pemikiran tersebut berseberangan dengan pemahaman umum, maka pihak yang merasa terancam dengan pemikiran tersebut akan bereaksi, khususnya pihak yang selama ini meyakini total tradisi pikiran lama, dalam situasi ini, konsistensi kreator pemikiran baru diuji, akankah ia mempertahankan pikirannya, atau menyerah dari tekanan yang muncul, di sini pula terjadi dialektika, dialektika antara pikiran lama dan baru tadi, hasil proses dialektika hanya punya dua kemungkinan, satu pihak menang atas pihak lain, atau terjadi kompromi kolaboratif.
Agar kebebasan berpikir bisa positif, maka perlu dipastikan, bahwa gerakan kebebasan berpikir tidak kebablasan, sebab bila kebablasan, maka yang terjadi adalah kebablasan berpikir, kebablasan berpikir berbeda jauh dengan kebebasan berpikir, kebablasan berpikir tidak berangkat dari renungan intelektual yang mendalam, melainkan hadir dari emosi belaka atas situasi yang dianggap sangat tidak ideal, kebablasan berpikir tidak memiliki kaidah berpikir yang runut sebelum sampai pada kesimpulan pikiran, kebablasan berpikir rawan gagal menganalisa masalah yang sesungguhnya, ia rawan terjebak pada isu-isu semu, ibarat pepatah, hanya menangkap asapnya bukan apinya, intinya kebablasan berpikir, tidak membawa manusia pada gerak maju peradaban, tidak berkontribusi positif pada kemajuan, hanya memunculkan kegaduhan yang tak perlu, energi terkuras sia-sia mengurus kegaduhan semacam ini.

Kita harus memastikan bahwa gerakan kebebasan berpikir, tidak terjebak dalam lingkaran kebablasan berpikir, sebab sesungguhnya, yang ditentang oleh mereka yang kontra, bukan kebebasan berpikir itu sendiri, tapi kebablasan berpikir itu sendiri, hanya saja masalahnya, terkadang pihak kontra tak mampu membedakan secara jernih, antara kebebasan berpikir dan kebablasan berpikir, hal ini disebabkan rasa takut yang berlebihan terhadap pemikiran tersebut, sehingga objektifitas dalam menilai pemikiran tersebut menjadi hilang. Tugas utama penggerak kebebasan berpikir adalah membuktikan kepada publik, bahwa gerakan yang mereka bangun, tidak berujung pada kerusakan baru, tetapi justru melahirkan kontribusi riil terhadap kemajuan, terhadap peradaban, dengan adanya upaya ini, bukan berarti resistensi akan hilang, tetap ada, namun paling tidak bisa diminimalisir, di sisi lain, pelaku kebebasan berpikir, harus membuka diri terhadap kritik yang dialamatkan kepada pemikirannya, bila kritik tersebut mampu menunjukkan kekeliruan pemikirannya, maka mereka harus berani merevisi bagian pemikirannya yang keliru itu, jadi harus ada objektifitas dalam ke dua belah pihak, hal ini demi memastikan berlangsungnya dialektika yang sehat.   

Penulis: Zaenal Abidin Riam
Ketua Komisi Pengembangan Cabanag PB HMI MPO Periode 1437-1439 H/2015-2017 M

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT