BREAKING

Kamis, 21 Juli 2016

Saat Kota Lupa Pada Akar Sejarahnya

Kemajuan hidup bagi manusia adalah hal tak terhindarkan, manusia dari berbagai generasi, telah menyaksikan jatuh bangunnya peradaban, setiap peradaban selalu menghidangkan kemajuan bagi manusianya, tentu ada pula aspek negatifnya, begitupun halnya sekarang, peradaban modern yang menjadi tahap peradaban terkini, juga menghadirkan kemajuan bagi manusia, salah satu bukti kemajuan tersebut, tercermin pada pembangunan kota-kota besar di dunia, dalam konteks Indonesia, modernisasi juga sangat berpengaruh terhadap corak pembangunan kota.
   
Jika diamati secara lebih jeli, mayoritas pembangunan kota di Indonesia, sangat menitikberatkan pada aspek infrastruktur, pembangunan gedung mewah digenjot sana-sini, tempat hiburan ramai didirikan, perumahan real estate menjamur, mall berseliweran hampir di setiap sudut kota, bagi masyarakat awam, hal ini dianggap sebagai perkembangan luar biasa, pemerintah kota sebagai penanggung jawab pembangunan di kota, selalu menjadikan gedung-gedung mewah tersebut sebagai indikator kemajuan, hingga di titik ini sebenarnya keganjilan mulai terlihat, pembangunan yang sangat menikberatkan pada infrastruktut bukan berarti tak mengandung masalah, bila tidak termenej dengan baik, pembangunan model ini justru berpotensi memicu ketimpangan baru, jarak akan sangat terbentang antara golongan berpunya dan tidak berpunya.
   
Pembangunan infrastruktur yang kebablasan juga berpotensi memusnahkan akar sejarah, lihat saja, betapa banyak situs sejarah yang dikorbankan atas nama pembangunan, seolah situs tersebut dianggap bangunan aneh di tengah kota, olehnya digusur saja, sebab dianggap kurang mendatangkan manfaat komersil, cara pandang seperti ini adalah komersil an sich, pelaku pembangunan sepertinya lupa, bahwa setiap kota memiliki akar sejarah, akar sejarah tersebut terawat dalam situs-situs sejarah yang dibongkar itu, situs sejarah bukan sekadar bangunan antik, di dalamnya terekam dinamika peradaban yang mengiringi perjalanan tempat tersebut, dinamika tersebut juga merekam nilai luhur yang pernah ada, sehingga menghancurkan situs sejarah sama halnya menghancurkan bagian tertentu dari peradaban, ini tindakan yang terlampau keji, juga bertentangan dengan semangat modernisme yang merupakan nafas peradaban modern.
   
Nilai luhur yang terekam dalam situs sejarah, boleh jadi masih dibutuhkan sebagai pegangan dalam kehidupan modern, kita tidak bermaksud pula mengatakan semua bangunan kuno tidak boleh diganggu, bagi bangunan kuno yang tak memiliki manfaaat sejarah signifikan, kiranya tak masalah digeser keberadaannya, namun sebelumnya, harus ada penelitian akurat guna memastikan signifikansi sejarahnya. Kiranya tak berlebihan ungkapan yang menyatakan”pembanguna kota untuk siapa?” benarkah untuk rakyat, atau atas pesanan pemodal kelas kakap demi kepentingan bisnisnya, atau untuk kepentingan segelintir orang dalam pemerintah kota, ini memang patut menjadi pertanyaan, apalagi melihat fakta, masyarakat menengah ke bawah, sering menjadi pihak yang pertama dikorbankan dari pembangunan infrastruktur, apa yang diklaim sebagai infrastruktur ini juga perlu dikaji ulang, apakah ia benar-benar bertindak sebagai infrastruktur bagi semua pihak saat selesai? atau justru bagi segelintir pihak saja? pihak yang punya kantong tebal, kenyataannya yang segelintir inilah yang lebih diuntungkan dari pembangunan yang diklaim sebagai infrastruktur.
   
Pembangunan kota sejatinya tak lepas nilai, salah satu nilai yang perlu diperhatikan adalah nilai sejarah, pembanguna kota harus benar-benar manusiawi, bukan menjadai jalan bagi mulusnya kepentingan konglomerasi, pembangunan kota berarti menata kota, menata semua kalangan masyarakat, menata semua pihak, mulai masyarakat bawah, menengah hingga atas, hal ini penting ditegaskan agar pembangunan kota tak menjadi sumber bagi hancurnya nilai sejarah dan lahirnya tumbal-tuimbal baru.  

Penulis: Zaenal Abidin Riam
Ketua Komisi Pengembangan Cabang PB HMI MPO Periode 1437-1439 H/2015-2017 M

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT