BREAKING

Jumat, 11 Agustus 2017

Islam dan Bangsa Dalam Satu Kesatuan


Sejarah relasi Islam dan bangsa memang tak selalu harmonis, ada masa pasang surut dalam relasinya. Meski beragam, Indonesia merupakan negara yang penghuninya mayoritas beragam islam, Islam telah sangat mengakar di Indonesia, oleh rakyat Indonesia yang beragama islam, agama ini tidak sekadar diperlakukan sebagai agama formal, melainkan juga sebagai nilai yang mempengaruhi aspek privat masyarakat Indonesia, membicarakan Indonesia tanpa membicarakan Islam adalah hal mustahil, hal tersebut merupakan pengabaian terhadap realitas mayoritas di nusantara, sebaliknya, membicarakan Islam tanpa menyinggung Indonesia juga terbilang naif, hal tersebut mengabaikan fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Dinamika keislaman yang nampak di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, bila dikaitkan dengan bangsa, mayoritas cara pandang berislam di Indonesia tak mempertentangkan antara Islam dan bangsa, fakta tersebut semakin nyata saat kita bersikap terbuka terhadap realitas sejarah perjuangan kemerdekaan, kaum santri dan ulama memiliki andil besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, perjuangan tersebut dilandasi oleh kesadaran berislam, kesadaran bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah jihad mulia, sehingga tak diherankan bila ulama di masa itu mengeluarkan resolusi jihad guna mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Fakta ini bisa menjadi dasar bahwa secara historis umat Islam di Indonesia meyakini dirinya sebagai satu kesatuan dengan Indonesia.
Bila merujuk kepada Al qur’an sebagai sumber ajaran Islam, maka kita akan menjumpai bahwa dalam Al Qur’an sendiri ada sekitar 322 ayat yang membincang tentang bangsa dalam konteks positif. Fakta ini kiranya bisa menjadi landasan ideologis untuk memahami bahwa Islam dan bangsa adalah satu kesatuan. Dengan memahami fakta ini maka akan menghilangkan keraguan bahwa bangsa seolah merupakan barang haram dalam Islam, pada bagian lain, fakta ini juga bisa menjadi bekal untuk meletakkan paradigma yang utuh dan harmonis antara Islam dan bangsa.
Tentu kita juga harus bersikap kritis terhadap paham kebangsaan, sebab realitasnya tak semua paham kebangsaan sejalan dengan semangat Islam, mesti ditegaskan bahwa paham kebangsaan yang terlampau ekstrim tak sejalan dengan semangat Islam, paham kebangsaan semacam ini sangat dipengaruhi oleh unsur chauvinisme, sebuah paham yang melakukan pemujaan berlebihan terhadap bangsa, paham ini justru tidak produktif, lebih jauh paham ini bisa merusak solidaritas kemanusiaan, paham kebangsaan model ini justru berpotensi melahirkan rasisme, paham kebangsaan ini pernah melanda Jerman di era NAZI, dan umat manusia telah melihat akibat merusak yang ditimbulkannya, paham kebangsaan jenis ini pula yang mempengaruhi Zionisme Israel, dan dunia masih melihat akibat brutal yang ditimbulkannya.
Paham kebangsaan yang berlaku di Indonesia harus proporsional, terbuka dan sesuai dengan budaya Indonesia. kiranya paham kebangsaan model ini yang sejalan dengan semangat keislaman, paham kebangsaan seperti ini pula yang menjadikan para ulama di masa perjuangan fisik kemerdekaan meyakini bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah bagian dari iman. Sejarah akan terus bergulir, ujian terhadap perpaduan Islam dan bangsa dalam konteks Indonesia akan terus diuji, bagi generasi yang mulai ragu dengan perpaduan Islam dan bangsa, maka perlu kiranya menyelami kembali pandangan ulama yang terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Ketua Komisi Intelektual dan Peradaban PB HMI MPO 2015 - 2017 M


About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT