BREAKING

Kamis, 20 Juli 2017

Generasi Android dan Hilangnya Waktu Produktif


Generasi masa kini biasa disebut generasi android, sebuah model generasi yang kesehariannya hampir tak pernah lepas dari perangkat android, bagi generasi ini android merupakan bagian dari kehidupan mereka, generasi ini sesungguhnya merupakan generasi sibuk, dalam artian sibuk bercengkrama dengan perangkat android di ujung jari atau di depan matanya. Mereka akan merasa terganggu bila dalam hitungan menit saja tak bersentuhan dengan android, walaupun itu hanya sekadar mengecek status di dunia maya. Bagi para orang tua dan pendidik, kehadiran generasi android tak mungkin dinafikan, terlepas dari aspek negatifnya, generasi ini tak bisa dipaksa menghilangkan interaksinya dengan perangkat android dalam kehidupannya, kiranya ini merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua dan pendidik.

Bagi generasi android, yang menganggap bahwa persentuhan dengan android adalah sesuatu yang wajib, kehidupan mereka dalam sehari praktis lebih banyak dihabiskan dengan berselancar di dunia maya, tak peduli kapan dan dimanapun tempatnya, bahkan seringkali saat mereka sedang dituntut fokus kepada hal lain yang sedang dijalani, sebagian waktu dalam momen tersebut justru dicuri guna bermain di media sosial. Generasi ini dalam banyak sisi memperlihatkan ketidakmampuan mereka mengontrol kegilaannya terhadap android, sering pula apa yang diutak-atik di depan jari mereka bukan hal yang bermanfaat, bahkan beberapa diantaranya terang negatif, namun mereka tetap merasa mendapat kesenangan dari aktivitas tersebut, sebuah hal yang tak baik bagi kehidupan mereka.

Efek negatif paling nyata dari kegilaan terhadap android adalah hilangnya waktu produktif, hilangnya waktu yang seharusnya dipakai mengembangkan kualitas diri, lenyapnya momen yang seharusnya difungsikan untuk melakukan kerja yang lebih besar. Secara sederhan bisa kita renungkan bersama, bila seorang yang berasal dari generasi ini mencurahkan hampir semua hidupnya dalam sehari untuk berselancar di dunia maya, dan itu lebih banyak berhubungan dengan upaya mengecek media sosial, maka kapan waktu mereka untuk belajar? Kapan waktu mereka untuk membaca buku? Kapan waktu mereka untuk melatih kreatifitas dirinya? Kata “kegilaan” terpaksa saya gunakan dalam tulisan ini, pertimbangannya sederhana, saat generasi ini sedang makan dan minum, yang merupakan dua dari beberapa aktifitas utama manusia, mereka masih tetap bercengkrama dengan layar di depan matanya sambil mengunyah dan menyeruput, bahkan tak jarang dari mereka lupa waktu makan hanya karena asyik berselancar di dunia maya, bukankan ini sesuatu yang gila? Jika kebutuhan primer saja rela mereka abaikan apalagi yang hanya sekunder.

Generasi android seharusnya mampu membuat mekanisme kontrol dalam dirinya, hal ini penting agar android benar-benar berimplikasi positif bagi generasi ini, akan tetapi kesadaran kontrol susah diharapkan lahir secara sadar dari diri mereka, perlu ada keterlibatan pihak luar, pada bagian ini peran orang tua dan pendidik sangat diharapkan, orang tua sebagai pihak yang berinteraksi dengan anak perlu mengatur waktu produktif sang anak, anak tidak harus dilarang berselancar di dunia maya, karena disana juga ada ragam hal positif, orang tua hanya perlu mengupayakan agar waktu produktif anaknya tak habis hanya untuk sekadar mengecek media sosial. Sementara itu di lingkungan sekolah, pendidik harus memastikan bahwa sekolah benar-benar menjadi tempat belajar bagi siswa, bahwa semua momen dalam jam sekolah digunakan untuk hal yang berkaitan dengan pembelajaran, hal yang berkaitan dengan pengembangan kreatifitas diri, larangan mengaktifkan handphone selama jam sekolah menjadi relevan dalam kasus ini, karena bagi generasi android, interaksi dengan perangkat android paling banyak dilakukan melalui handphone.

Penulis: Zaenal Abidin Riam
Ketua Komisi Intelektual dan Peradaban PB HMI MPO 2015-2017 M

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT