BREAKING

Sabtu, 31 Maret 2018

Kebangkitan Islam Indonesia?


Ajang reuni alumni 212 baru saja berlalu, momen ini merupakan kelanjutan dari gerakan 212, sebuah gerakan yang sering disebut sebagai tanda kebangkitan umat islam di Indonesia, terlepas dari berbagai macam perdebatan yang mengiringinya, gerakan 212 telah menarik perhatian publik dalam skala luas, bukan hanya dalam negeri tapi hingga ke luar negeri. Di dalam negeri sendiri bukan berarti semua kelompok islam sepakat dengan gerakan ini, beberapa dari mereka justru bersikap kontra. Dari sisi pemerintah sendiri, gerakan ini cenderung lebih dimaknai sebagai ancaman terhadap kekuasaan, berbagai upaya bahkan pernah dilakukan penguasa untuk membungkam gerakan ini, namun hingga sejauh ini upaya tersebut tak ada yang benar-benar berhasil.

Secara ideal sebuah gerakan kebangkitan seharusnya berangkat dari perencanaan yang matang, termasuk gerakan kebangkitan islam di dalamnya. Dalam konteks gerakan 212 bila dilihat secara faktual gerakan ini lahir “tanpa diduga sebelumnya” muasal dari gerakan ini karena kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok. Berkaca dari fakta tersebut banyak pihak merasa skeptis dengan gerakan 212, lebih jauh berbagai kalangan nekat berasumsi bahwa gerakan ini akan padam pasca Pilkada atau pasca Ahok divonis, namun ternyata tidak, gerakan ini masih memiliki nafas yang kuat, 2 desember kemarin menjadi bukti bahwa gerakan ini masih memiliki power.

Untuk memperpanjang nafasnya, gerakan 212 perlu terbuka terhadap semua saran yang bersifat konstruktif, ada beberapa hal yang perlu dipehatikan untuk kedepannya. Pertama pelibatan semua kalangan islam, hingga kini masih ada kelompok islam yang kontra dengan gerakan ini, NU secara formal memperlihatkan kecenderungan tersebut, walaupun tidak sedikit pula warga nahdiyin di level akar rumput yang terlibat dalam gerakan ini. Kedua perumusan visi dan langkah strategis yang terukur baik berupa jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, dalam kasus 212, gerakan masif lebih dulu muncul dibandingkan perencanaan matang, hal tersebut karena ada pemicu yang muncul secara tiba-tiba, gerakan 212 memiliki pengaruh dan massa yang sangat besar, pengaruh dan massa ini harus segera “dikapitalisasi” untuk lebih memperjelas visi dan langah strategis gerakan ini ke depan. Ketiga, mempertegas skop ranah gerakan, apakah gerakan 212 hanya akan bergerak pada wilayah politik? Atau juga pada aspek kehidupan yang lain seperti ekonomi, kebudayaan, sosial? Apak semua ranah kehidupan umat islam indonesia akan digarap secara bersamaan? Atau ada prioritas untuk ranah kehidupan tertentu?

Seperti apa nasib gerakan 212 ke depan akan sangat dipengaruhi oleh manuver penggeraknya hari ini, bahwa akan terus bermunculan upaya memadamkan gerakan ini adalah sebuah hal lumrah, setiap gerakan pasti memicu resistensi, dan setiap gerakan harus siap menghadapi resistensi itu.

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT