BREAKING

Minggu, 22 April 2018

Koalisi Amerika Serikat Sukses Hancurkan Harapan Perdamaian di Suriah


Serangan Amerika Serikat bersama Prancis dan Inggris ke wilayah Suriah menandai babak terburuk dalam proses mendorong perdamaian di Suriah. Dengan dalih apapun serangan militer kepada sebuah negara berdaulat adalah tindakan ilegal, meyakini pandangan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan apakah mendukung pemerintahan Bashar al Assad atau mendukung kelompok perlawanan terhadap kekuasaan Bashar al Assad, ini murni sudut pandang kedaulatan negara.

Dalam kasus Suriah AS kembali menerapkan pola lama, yakni berdalih penggunaan senjata kimia, dalih inilah yang dulunya dipakai menyerang Irak, dan patut diingat bahwa dalih itu tidak terbukti, faktanya yang terjadi AS menyerang Irak untuk menguasai potensi minyak di negara tersebut. Di sisi lain bila koalisi AS memang ngotot menggunakan dalih pemusnahan senjata kimia, maka seharusnya mereka menempuh jalur yang benar, Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) sebagai organisasi pengawas pelarangan penggunaan senjata kimia, harus terlebih dahulu diberi kesempatan bekerja di Suriah hingga mengumumkan hasil temuan mereka, kenyataannya hingga sekarang OPCW masih bekerja dan belum mengumumkan hasil temuannya.

Lalu apa yang terjadi setelah serangan koalisi AS ke Suriah? Apakah tujuan serangan tercapai? Apakah suasana semakin kondusif? Sebelumnya pas setelah serangan koalisi AS ke Suriah, Presiden Donald Trump langsung menggelar konferensi pers, Trump menyebut serangan ke Suriah sukses besar menghancurkan kekuatan Suriah dalam memproduksi senjata kimia, ironisnya beberapa hari kemudian para pejabat AS yang tidak ingin disebut namanya mengeluarkan pernyataan bahwa serangan ke Suriah tidak berpengaruh banyak terhadap kekuatan senjata kimia Suriah, sebuah komentar yang menohok sendiri klaim Trump. Pasca serangan situasi di Suriah berpotensi menjadi semakin genting, Arab Saudi mealui menteri luar negarinya Adel al-Jubeir menegaskan siap mengirim tentara ke Suriah, tawaran tersebut sudah mereka kemukakan juga sejak era Obama, tidak cukup sampai disitu, AS justru memprovokasi negara-negara timur tengah untuk membentuk pasukan bersama, dalihnya untuk memastikan keamanan regional dan menggantikan peran AS di timur tengah, anehnya pasukan diberi keleluasaan untuk bergerak tapi harus AS yang memimpin, hal ini berarti pasukan tersebut sangat memungkinkan digunakan AS untuk meyerang negara-negara di timur tengah yang menentangnya, dan situasi itu akan semakin memperparah konflik.

Negara pimpinan Donald Trump ini memang telah sukses dalam serangannya ke Suriah tapi kesuksesan itu terkait dengan hancurnya harapan perdamaian di Suriah, ya koalisi AS sukses menjauhkan Suriah dari harapan perdamaian, sudah menjadi pemahaman umum, di belahan dunia manapun perdamaian tidak pernah berasal dari perang militer, perang miter selalu berkontribusi pada penghilangan nyawa manusia, pada hancurnya tata kehidupan sebuah komunitas. Oleh sebab itu bila koalisi AS masih sibuk berbicara perdamaian sambil mensandingkannya dengan intervensi militer, maka itu adalah sesuatu yang sangat garing, siapapun tidak bisa mempercayai tindakan tersebut, aksi tersebut tidak lebih dari kebohongan yang dipertontongkan secara sangat kasar.

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT