BREAKING

Selasa, 12 Juni 2018

Mungkin Kita Kalah, Tapi Entah Mengapa Kita Merayakannya?



Momen menuju Idul Fitri tinggal menghitung hari, hal itu berarti puasa yang selama ini dilaksanakan umat Islam sebentar lagi akan berakhir. Dalam Islam perjalanan menuju Idul Fitri adalah perjalanan menuju kemenangan, kemenangan tersebut diraih setelah sebulan penuh bertarung menundukkan hawa nafsu, musuh paling kuat dalam kehidupan manusia. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah Muhammad SAW seorang sahabat beliau pernah bertanya, pertanyaan tersebut disampaikan sehabis perang badar, salah satu perang paling dahsyat dalam sejarah perjuangan Islam yang berakhir dengan kemenangan kaum Muslimin, Apakah masih ada perang yang lebih dahsyat dari perang ini (perang badar)? Tanya sahabat, jawab Rasulullah, masih ada yaitu perang melawan hawa nafsu.

Jawaban Rasulullah sekaligus menegaskan kepada umat Islam bahwa hanya orang luar biasa, yang sungguh kuat yang bisa memenangkan peperangan melawan nafsunya sendiri, yang mampu menundukkan musuh yang ada dalam dirinya sendiri, dan Ramadhan adalah momen pembuktian tersebut. Sebuah kemenangan tidak didapat begitu saja, butuh perjuangan yang super keras, dalam konteks Ramadhan, menang melawan hawa nafsu butuh usaha gigih, ada tahapan yang perlu dilalui, tahapan tersebut adalah konsistensi dalam beribadah sejak awal Ramadhan hingga akhir, bahkan secara ideal ibadah seorang hamba seharusnya semakin meningkat menjelang akhir Ramadhan, di bagian ini kita perlu bertanya, sudahkah ibadah kita konsisten selama Ramadhan ini? Apakah ibadah kita semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah hari Ramadhan? atau yang terjadi justru sebaliknya? bila seperti itu maka jangan terlalu mudah merasa menang.

Untuk menjawab apakah kita di pihak yang menang atau justru di pihak yang kalah dalam Ramadhan, maka silakan periksa ibadah kita masing-masing, baik ibadah yang khusus berhubungan langsung kepada Allah maupun yang berkaitan dengan sesama manusia, periksa seberapa sering kita melakukan sholat sunat dalam sehari selama Ramadhan, periksa seberapa jauh bacaan Al Quran kita selama ramadhan, periksa seberapa sering kita meluangkan waktu untuk berzikir kepada Allah dalam sehari puasa, periksa seberapa sering kita mengeluarkan perkataan yang menentraman kepada sesama manusia selama Ramadhan, periksa seberapa sering kita bersedekah selama Ramadhan, atau seberapa sering kita membantu sesama manusia selama berpuasa. Ayo periksa, karena hasil dari pemeriksaan akan menyadarkan masing-masing diri kita di pihak mana kita berada, di pihak yang menang atau justru di pihak yang kalah.

Oleh sebab itu, bila kita merasa ibadah kita masih biasa saja dalam Ramadhan ini, atau justru menurun, maka sebaiknya tidak perlu mendengungkan kata kemenangan. Bila kita lebih sibuk pada persiapan pakaian baru dibandingkan menyibukkan diri itikaf di masjid selama sepuluh terakhir Ramadhan maka jangan berpikir kita akan keluar dari Ramadhan dengan status pemenang, bila kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur selama Ramadhan dibandingkan tadarus dan mendirikan sholat lail maka kemenangan tidak berada di pihak kita. Lalu bila semua itu yang terjadi pada diri kita selama Ramadhan lantas apa hak kita mengklaim diri sebagai pemenang, pemenang itu adalah mereka yang merasa sangat sedih menjelang Ramadhan berakhir sambil semakin mengencangkan ibadahnya, sedih karena akan berpisah dengan bulan yang sangat mulia, bulan yang secara khusus didoakan oleh Nabi Muhammad SAW, pemenang itu bukan mereka yang justru merasa kegirangan menjelang Ramadhan berakhir karena merasa akan bebas lagi melakukan aktivitas makan dan minum di siang hari sambil hanya sibuk mempersiapkan kostum barunya, boleh jadi kita memang kalah tapi entah mengapa kita merayakan kekalahan itu, tapi semoga saja tidak.

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT