Kucoba
menyusun nalar yang retak
Retak
karena tekanan
Yang
memaksanya untuk tidak sehat
Mereka
merasa tahu segalanya
Termasuk
ketidaktahuan itu sendiri
Kucoba
berdialog dengan hati
Mengajaknya
menyapa bunga realitas
Yang
mekar disana sini
Berharap
mengenal salah satu bagiannya
Tapi
bunga itu jual mahal, enggan disapa
Mengapa?
Aku tak tahu
Mencoba
berbisik pada indera
Mengajaknya
mencerap realitas kasar
Tapi
tak kusangka, realitas kasar itu telah pandai menipu
Entah
ia belajar dari mana
Aku
tak tahu
Jika
dia, mereka.kau bertanya padaku
Maka
ketidaktahuanlah yang akan menjumpaimu
Karena
tidak ada yang aku tahu
“Kecuali
ketidaktahuanku”
Zaenal Abidin Riam, Mamoa Ria, 27 Mei
2013
Posting Komentar