Khittah
perjuangan dalam logika kelembagaan HMI MPO, diperlakukan sebagai paradigma
gerakan, artinya bahwa semua gerak organisasi harus sesuai dengan khittah
perjuangan, gerak organisasi meliputi aktifitas pengkaderan dan perjuangan, dalam
posisinya sebagai paradigma gerakan organisasi, khittah perjuangan sangat
menentukan bentuk wajah HMI MPO, tak pelak lagi, kritikan terhadap gerakan
organisasi akan bermuara pada kritikan terhadap khittah perjuangan, singkatnya,
jika gerakan HMI MPO tidak mampu menyapa realitas sosial terkini, maka khittah
perjuangan dianggap memiliki kekurangan serius sebagai paradigma gerakan, ia
dianggap mengalami ketumpulan analisa, pada dasarnya, asumsi tersebut tidak
selamanya benar, hal lain yang mesti diperhatikan adalah kualitas pemahaman
kader terhadap khittah perjuangan, bisa jadi pula, tumpulnya gerakan organisasi
disebabkan ketidakmampuan kader menerjemahkan konsep khittah dalam relitas
empirik.
Sebenaarnya khittah perjuangan bukan merupakan barang sakral, beberapa pandangan di dalamnya tidak bersifat absolut, khittah perjuangan lebih tepat disebut sebagai konsep ideologi terbuka, termasuk terbuka untuk dilakukan revisi konsep kepadanya, di lingkungan HMI MPO, wacana revisi terhadap khittah perjuangan telah lama didengungkan, berbagai pandangan dimunculkan, ragam opini mewarnai kritik terhadap khittah perjuangan, kritik tersebut berangkat dari nalar pemikiran yang berbeda – beda, dari nalar fundamentalisme hingga post modernisme, namun, dengan semua opini tersebut, khittah belum mengalami revisi, lalu apa yang menyebabkan kritik terhadap khittah belum melahirkan bentuk baru khittah perjuangan?.
Jika
dilakukan analisa mendalam, penyebab utamanya adalah kritik dan wacana revisi
khittah perjuangan baru sekadar menjadi narasi liar, tak terkonsolidaikan
secara matang, bahkan dalam titik tertentu cenderung reaksioner, wacana revisi
khittah perjuangan juga lebih banyak berkutat pada wilayah kultur, struktur
belum melakukan kerja serius untuk hal itu, seharusnya, wacana revisi khittah
perjuangan berangkat dari rekayasa matang, juga memiliki tahapan yang jelas,
tahapan tersebut bisa dimulai dengan merangkum suara suara kritikan terhadap
khittah perjuangan, menganalisa dan menyeleksinya, tindakan ini dilakukan oleh
struktur, selanjutnya, struktur kemudian membentuk tim pengkaji khittah
perjuangan, pengkajian ini bisa dibagi ke dalam beberapa tahapan, tahapan
pertama, pengkajian dilakukan dalam bentuk kajian paket terhadap khittah
perjuangan, pematerinya berasal dari lintas generasi, tujuannya untuk memahami
konsep khittah perjuangan secara utuh, tahapan ke dua, pengkajian dalam bentuk
otokritik terhadap khittah perjuangan, setiap peserta kajian diberi kesempatan
memaparkan kritikannya terhadap khittah perjuangan, lalu kritikan tersebut
didiskusikan secara mendalam, tahap ini tidak lagi menghadirkan pemateri, tahap
ke tiga, menyusun konsep terhadap bagian yang mampu dibuktikan kelemahannya
dalam khittah perjuangan, penyusunan konsep ini dimaksudkan untuk menutupi
bagian yang dianggap bermasalah secara konseptual dalam khittah perjuangan, penyusunan
konsep ini bisa juga merupakan penggantian seecara menyeluruh terhadap konsep
khittah perjuangan yang lama, hal tersebut tentu lebih menarik, tentu konsep
baru yang ditawarkan wajib lebih unggul dari konsep lama yang ditinggallkan,
semua peserta tim diberikan kesempatan menawarkan konsepnya, lalu konsep
tersebut didiskusikan hingga mengerucut pada sebuah konsep bersama di antara
sesama anggota tim pengkaji, kemudian konsep ini dibuat dalam bentuk draft
tawaran, draft tawaran revisi khittah perjuangan, jika tawaran dilakukannya
revisi khittah perjungan diterimaa di forum kongres, maka PB tinggal
memfasilitasi forum lokakarya khittah perjuangan.
Menempuh langkah sistematis seperti saran di atas, akan melahirkan hasil lebih konkrit, jika revisi khittah perjuangan berhasil diwujudkan, akan lahir efek positif yang besar khususnya pada wilayah intelektual, revisi khittah perjuanagn akan menepis asumsi meredupnya tradisi intelektual dalam tubuh organisasi, karena revisi khittah perjuangan terjadi melalui kerja intelektual / pemikiran, efek lebih dahsyatnya adalah revisi mampu menjadi pemantik menggeloranya kembali semangat intelektual di seluruh cabang HMI MPO, secara otomatis, khittah perjuangan yang baru akan menjadi bahan diskusi menyegarkan di semua cabang, pada posisi ini kita membalik persepsi lama, yakni bahwa revisi khittah perjuangan hanya terjadi bila semangat intelektual secara nasional menguat, kita tidak peerlu menunggu hingga semangat intelektual kemballi berkumandang dalam organisasi demi melakukan revisi khittah perjuangan, melainkan yang perlu dilakukan adalah memberdayakan sekelompok kader dengan kualitas pemikiran mumpuni agar terlibat dalam tim revisi khittah perjuangan, revisi khittah perjuangan tidak akan terjadi hanya dengan sekadar kritik terhadap konsep khittah perjuangan sekarang, harus ada tindakan yang melampaui kritik, yakni dengan menghadirkan tawaran konsep khittah perjuangan yang baru, jika tidak, maka wacana revisi khittah perjuangan akan selamanya menjadi angan yang menari di alam mimpi.
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Posting Komentar