Ajang
perhelatan sepak bola terakbar di dunia sedang berlangsung di Rusia, menariknya
karena momen piala dunia kali ini bertepatan dengan momen politik di Indonesia,
baik berupa Pilkada yang dalam hitungan hari ke depan akan digelar serentak di
seluruh Indonesia, maupun ajang menuju Pilpres 2019 yang semakin hangat. Entah
ini sebuah kebetulan atau keberuntngan, kompetisi politik yang biasanya
diwarnai memanasnya suhu rivalitas antara pendukung kandidat telihat sedikit
cair, bagaimana tidak , tidak sedikit pendukung kandidat yang berbeda pilihan
politik namun menjagokan tim yang sama di piala dunia, di pentas politik mereka
adalah lawan tapi dalam urusan piala dunia mereka adalah kawan.
Suasana
seperti yang dijelaskan di atas turut mengurai ketegangan tensi politik, bahkan
tidak berlebihan bila dikatakan sekat diantara mereka cenderung melebur. Ini
merupakan sebuah pertanda nyata bahwa bola sebagi olahraga paling diminati di
dunia, mampu menjadi ajang pemersatu. Lalu apakah dalam urusan dukung mendukung
tim jagoan di piala dunia tidak ada rivalitas diantara suporter? tentu ada
juga, namun yang pasti tensinya tidak sepanas rivalitas di panggung politik,
mayoritas rivalitas tersebut hanya dibawa santai saja, boleh jadi mereka
terlihat saling serang di media sosial tapi yakinlah mereka mengetik kalimat
serangannya sambil tertawa, begitupun yang menanggapinya, membalas sambil
tertawa, anda yang penggila bola tentu paham hal ini, bukankah anda juga
melakukannya..oooppsss. Oleh sebab itu terlalu berlebihan pula bila ada pihak
yang merasa khawatir terkait celoteh suporter yang berbeda dukungan di medsos.
Jika
diamati lebih jauh lagi, beberapa peristiwa politik yang strategis justru
tenggelam oeh hiruk pikuk piala dunia, tidak usah jauh-juh, ambil contoh debat
kandidat sesi terakhir yang bertepatn dengan jadwal pertandingan bola di piala
dunia, mana yang lebih banyak penontonnya? mana yang lebih banyak
diperbincangkan hasilnya? mana yang lebih banyak dibahas di medsos? saya tidak
perlu menjawabnya, anda juga pasti bisa menjawabnya sendiri. Boleh jadi ada
yang menganggap perbandingan ini terlalu menyederhanakan, iya memang
menyederhanakan, Kenapa? karena bola tak butuh bahasa rumit untuk menjelaskannya,
berbeda dengan politik, hal sederhana justru terkadang dibuat susah. Soal
hasil, jangan ditanya lagi, hasil bola pasti lebih jujur dari hasil politik,
iya kan.
Menonton
piala dunia juga melatih akal waras kita, yang mana dalam politik akal waras
itu sering kali tidak berfungsi karena dimandulkan oleh kepentingan, menonton
piala dunia juga melatih kita memahami kenyataan sebagaimana yang sebenarnya
terjadi, belum ada hasil pertandingan bola yang berakhir dengan satu kosong
misalnya, tiba-tiba berubah menjadi satu sama, kejadian seperti itu hanya bisa
terjadi di dunia politik, khususnya di kotak suara. Bagi penggemar bola,
nikmati piala dunia hingga akhir, bila tim jagoan anda tersingkir silakan
beralih mendukung tim lain..ha..ha..ha.ha..Bagi timses kandidat, silakan
bertarung habis-habisan memenangkan kandidt anda dalam Pilkada, namun bila
kandidat anda kalah maka jangn baper ya…ha..ha..ha…
Penulis: Zaenal Abidin Riam
Posting Komentar