BREAKING

Minggu, 17 Mei 2015

Mengelola Rasa dan Rasio

Oleh: ZaEnal Abidin RiAm

            Manusia dalam menjalani hidup, selalu diperhadapkan dengan berbagai masalah, masalah tersebut harus dihadapi, bukan dihindari, hadirnya masalah bagi manusia tentu merupakan hal lumrah, setiap manusia yang hadir dalam kehidupan ini, pasti berjumpa dengan masalah, masalah pada dasarnya ibarat ujian untuk menaikkan standar kompetensi, mengatasi sebuah masalah, sama halnya dengan pembuktian bahwa kompetensi kemanusiaan kita mengalami peningkatan, sebaliknya, menghindar dari sebuah masalah, membuktikan bahwa kita belum siap meningkatkan kompetensi, dalam mengelola masalah, ada beragam instrumen yang digunakan manusia sebagai pusat pertimbangan, dua diantaranya adalah rasa dan rasio, hasil akhir dari penggunaan ke duanya juga berbeda, rasio berpusat pada pertimbangan akal sehat, sedangkan rasa berpusat pada pertimbangan emosional.

            Pada hakikatnya rasa dan rasio, sah – sah saja digunakan sebagai pusat pertimbangan dalam menghadapi masalah, yang perlu dilakukan adalah mengukur porsi masalah tersebut, apakah masalah tersebut layak diputuskan dengan pendekatan rasa? Atau seharusnya ia dihadapi dengan pendekatan rasio? Kesalahan yang sering dilakukan manusia, adalah kesalahan penempatan dalam mendudukkan salah satu diantara ke dua instrumen tersebut, masalah yang seharusnya dihadapi dengan rasio, justru dihadapi dengan rasa, begitupun sebaliknya, hambatan yang seharusnya dihadapi dengan rasa, justru menggunakan rasio sebagai instrumen eksekutornya, akibatnya yang terjadi, bukan mengatasi masalah yang ada, namun justru menambah maslah baru, setiap masalah wajib dipetakan secara proporsional, hal ini bermanfaat demi menghadirkan instrumen tepat pada masalah yang dihadapi.

            Tidak menutup kemungkinan, sebuah masalah, membutuhkan pertimbangan rasa dan rasio sekaligus, tetapi bagaimanapun salah satu diantara keduanya, tetap akan berperan lebih dominan dalam proses pengentasan masalah, langkah awal yang mesti dilakukan untuk memastikan bahwa masalah dikelola dengan instrumen tepat, adalah melakukan kategorisasi masalah, masalah yang berkaitan dengan diri sendiri (masalah pribadi), lebih layak didekati dengan pertimbangan rasa, sedangkan masalah yang berkaitan dengan kemaslahatan orang banyak (masalah umat) harus dipecahkan dengan pendekatan rasio, sebenarnya ini bukan pengklasifikasian ketat, boleh jadi ada masalah pribadi tertentu yang harus diputuskan oleh rasio, di lain pihak, masalah keumatan tertentu juga membutuhkan keterlibatan rasa di dalamnya, tetapi keterlibatan rasa dalam konteks tersebut, tidak dominan, tetap rasio yang dominan dan memutuskannya, aspek lain yang perlu ditekankan, manusia hendaknya tidak mencampuradukkan masalah pribadinya dengan masalah orang banyak, sebab bila hal tersebut terjadi, maka masalah akan diputuskan dengan cara yang keliru.
            Kemampuan dalam mengelola rasa dan rasio, juga berkaitan erat dengan kualitas kepemimpinan seseorang, kepemimpinan yang dimaksudkan adalah dalam makna yang luas, dalam artian setiap orang pada dasarnya merupakan pemimpin, paling tidak pemimpin bagi dirinya sendiri, mereka yang mampu mengelola rasa dan rasio, dalam kaitannya dengan pemecahan masalah, maka mereka cukup potensial memimpin orang banyak, akan tetapi, bagi mereka yang selalu saja menyikapi segala sesuatunya dengan rasa, dengan pertimbangan emosional, maka mereka tidak akan pernah mampu memimpin orang banyak, bahkan mereka merupakan pemimpin yang payah untuk dirinya sendiri, sebagian manusia tidak menaruh perhatian serius pada aspek ini, bahkan menganggapnya tidak penting, akibatnya masalah yang dihadapi tak pernah diselesaikan secara tuntas, sebab mereka salah menempatkan instrumen dalam mengelola masalah.
            Jika ingin berhasil dalam hidup, maka kemampuan menghadapi masalah dan menyelesaikannya, merupakan syarat dasar yang mesti dimiliki, dalam hidup manusia, rasa dan rasio adalah dua dari beberapa instrumen dalam mengelola masalah yang paling lazim digunakan, bila manusia mampu menempatkan salah satu dari ke duanya, pada tempatnya masing – masing, maka masalah tersebut akan dilalui dengan mulus, tapi jika tidak, maka rentetan masalah hanya akan bertambah, menambah rentetan masalah pasti bukan sikap tepat, masalah hadir untuk diatasi, bukan untuk dihindari, menghindar terhadap sebuah masalah hanya menyebabkan anda terjatuh ke dalam masalah baru, “nikmati” masalah anda, caranya gunakan instrumen yang tepat dalam mengelola dan mengatasinya, dengan cara itu kecakapan hidup akan meningkat dari waktu ke waktu    


About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT