BREAKING

Selasa, 09 Juni 2015

Sejarah Berbicara Atau Sejarah Yang Dibicarakan?

Sejarah merupakan bagian inheren dalam kehidupan manusia, sejarah ibarat kotak hitam, ia  mampu menyingkap tabir benderang dan gulita dari kehidupan manusia, dalam wacana epistemologi sejarah juga diyakini sebagai salah satu sumber epistemologi, hal terssebut tentu tidak berlebihan, sebab diakui atau tidak, sejarah banyak menaruh kebenaran termasuk kebenaran yang mulai terhapus dari ingatan manusia, keyakinan bahwa generasi yang lupa sejarah adalah generasi yang tak mengenal zamannya sepertinya masih relevan dijadikan pegangan hidup, dari sejarah kita mampu mengenali kedisinian dan mendesain masa depan, perbincangan tentang sejarah tak boleh direduksi sekadar kisah masa lalu belaka, ia bukan ibarat dongeng pengantar tidur bagi anak kecil, sejarah jauh lebih berharga dari semua itu. Jika dikaitkan dengan kebenaran maka, kebenaran akan hadir dalam wajah sejarah bila sejarah diberikan ruang untuk berbicara atas nama dirinya sendiri, bukan dibicarakan oleh kelompok atau individu tertentu yang merasa berhak mengklaim diri sebagai wakil sejarah.
   
Bagi sebagian besar orang, istilah “sejarah berbicara atas nama dirinya sendiri” terasa ganjil, kehadiran istilah ini tidak diamaksudkan sebagai pernyataan hiperbolis, sejarah berbicara atas nama
dirinya sendiri maksudnya adalah mengkaji dan mendalami sejarah secara objektif, tanpa tendensi apapun, murni dimaksudkan untuk menggali kebenaran yang hadir di dalamnya, dengan cara ini maka, semua kebenaran yang ada dalam sejarah akan tampil ke permukaan generasi masa kini walaupun kebenaran tersebut menikam kepentingan generasi itu sendiri, ya belajar sejarah memang membutuhkan sifat keterbukaan, hal ini penting mengingat sejarah tidak hanya mengandung hal menyenangkan bagi diri kita, akan tetapi ia juga menyimpan seribu satu kisah yang sangat mungkin kita tidak senangi bahkin kita benci, jika seorang atau sekelompok pengkaji sejarah tidak siap menerima hal yang tidak disenanginya dalam wajah sejarah maka, sangat mungkin ia hanya akan mengungkap sisi baik dari sejarah yang ia dalami, adapun sisi kelamnya sengaja ditutup rapat, pada posisi ini sejarah akan dibicarakan secara manipulatif.

Selain sifat ketertutupan, kepentingan merupakan faktor lain yang menyebabkan sejarah hanya bisa dibicarakan, jika kepentingan menjadi komando dalam penggalian sejarah maka, sejarah pasti hanya akan bertindak sebagai pemberi legitimasi bagi kepentingan bersangkutan, analoginya ibarat orang yang ingin mencari tahu bentuk bola, namun orang tersebut telah terlebih dahulu membuat patokan bahwa bola berbentuk segi empat, akhirnya semua tindakannya akan diarahkan pada persepsi bola yang berbentuk segi empat, walaupun fakta yang ia jumpai bola berbentuk bundar. Sejarah yang dikaji untuk sekadar dibicarakan tidak layak dijadikan inspirasi pengetahuan, sebab pengetahuan yang hadir di dalamnya telah terlebih dahulu diberangus, dalam kehidupan masyarakat, model pengkajian sejarah seperti ini yang kerap muncul, bahkan tidak jarang hasilnya dijadikan bahan guna menyusun mitos – mitos baru, mitos tentang keagungan sosok tertentu atau kelebihan kelompok tertentu, pada akhirnya mitos inilah yang membuat generasi menjadi amnesi sejarah.

Sudah saatnya memberikan ruang kepada sejarah untuk menuturkan dirinya, dengan cara ini hitam dan putih dalam sejarah akan menyapa generasi sekarang, sisi kelam sejarah tidak perlu dihindari, sebab darinya kita mampu belajar untuk tidak menggelapkan kembali dunia ini, sifat keterbukaan dan kontrol diri terhadap kepentingan merupakan beberapa syaratnya, percaya atau tidak, sesistematis apapun usaha untuk menutupi sejarah maka ia akan tetap menemukan celah untuk berbicara, itu hanya urusan waktu, sebab dalam setiap generasi selalu ada kelompok yang berani berontak terhadap kepentingan mayoritas.   

Penulis: Zaenal Abidin Riam

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT