BREAKING

Selasa, 21 Juni 2016

3 Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo


Jakarta- Pada abad ke-15 Sulawesi Selatan dikuasai oleh sejumlah Kerajaan Hindu, di antaranya, Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo, dan Sidenreng. Kerajaan-kerajaan tersebut membentuk persekutuan.  

Memasuki abad ke-16, dua Kerajaan, yaitu Golla dan Tallo berikrar sebagai kerajaan Islam. Ini menyusul keberhasilan dakwah ulama andal Dato'ri Bandang dan Dato' Sulaiman.

Persekutuan sesama kerajaan berlatar belakang Hindu pun bubar. Tepat pada 1528 M, Kerajaan Gowa dan Tallo meleburkan diri dan menjadi satu kerajaan Islam yang lantas dikenal dengan Kerajaan Makassar.  

Raja Gowa Daeng Manrabia didapuk sebagai raja Gowa Tallo. Sedangkan, Raja Tallo Karaeng Matoaya didaulat sebagai perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. 

Kerajaan ini pun eksis sebagai kerajaan Islam kuat di Sulawesi Selatan. Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Gowa Tallo yang masih tersisa:

Istana Balla Lompoa

Istana ini teletak di Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, yang Didirikan oleh Raja Gowa ke-35 I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonionompo Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin Tumenangari Sungguminasa. 

Saat ini, istana dengan 54 tiang, enam jendala di sisi kiri dan empat jendela di depan difungsikan sebagai Museum Balla Lompoa yang menyimpan benda-benda kerajaan.    

Masjid Katangka

Masjid al-Hilal atau lebih dikenal dengan Masjid Katangka merupakan Masjid Kerajaan Gowa yang dibangun pada abad ke-18. Penamaan Katangka berasal dari bahan dasar masjid yang dibuat dari pohon katangka. 

Masjid berada di sebelah utara Kompleks Makam Sultan Hasanuddin yang diyakini sebagai tempat berdirinya Istana Tamalate, istana raja Gowa ketika itu. Meski sederhana, masjid ini diyakini sebagai masjid tertua di Sulawesi Selatan.    

Benteng Ujung Pandang

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang merupakan benteng peninggalan Kerajaan Gowa Tallo yang terletak di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

Benteng ini dibangun pada 1545 oleh Raja Gowa kesembilan I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. 

Pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas dari Pegunungan Karst, Maros.

(republika.co.id)

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT