BREAKING

Sabtu, 20 Agustus 2016

Melirik Kembali Substansi Pendidikan

Belakangan ini jagad pendidikan Indonesia dihebohkan dengan ragam isu, isu perombakan sertifikasi dan full day school, menjadi bahan omongan yang ramai dibicarakan, isu ini dengan cepat menggelinding bak bola salju, Mendiknas baru banyak mendapat sorotan karena dua hal tersebut, sebagai sebuah bangsa yang menghargai keterbukaan, kritik terhadap sebuah masalah adalah lumrah, demikian pula kritik dalam dunia pendidikan. Sesungguhnya ada pertanyaan menarik yang bisa dilontarkan terkait dua isu di atas, apakah isu ini sangat mempengaruhi wajah pendidikan Indonesia ke depan? Bila yakin jawabannya ya maka, tidak masalah kita menghabiskan energi, berdebat panjang tentang dua isu di atas, akan tetapi, bila ternyata jawabannya tidak, maka lebih baik perbincangan diarahkan ke hal lain yang lebih urgen.

Guna menjawab pertanyaan di atas, perlu terlebih dahulu mengklasifikasikan domain masalah yang berpengaruh terhadap pendidikan ke depan. Semua aspek kehidupan, perkembangan ke depannya, sangat dipengaruhi oleh domain yang merupakan substansi, substansi ini sangat berpengaruh, bahkan menentukan wajah setiap aspek kehidupan, demikianpun pendidikan, perkembangan ke depannya ditentukan oleh domain masalah yang bersifat substansi, sekarang kita kaitkan dengan dua isu di atas, perombakan sertifikasi dan full day school, apakah ke duanya bagian dari domain masalah substansi?.
Perombakan sertifikasi berkaitan denga kesejahteraan pendidik, begitupun model sertifikasi di menteri sebelumnya, kesejahteraan pendidik tentu hal yang tak boleh diabaikan, tapi bahwa kesejahteraan pendidik selalu berbanding lurus dengan perkembangan pendidikan, adalah masalah lain yang masih butuh duji faktanya, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini, yakni kesejahteraan dan kualitas pendidik, sejahtera tanpa perkembangan kualitas signifikan, tidak akan mampu memberikan sumbangsih maksimal terhadap pendidikan ke depan, sehingga, bila perombakan sertifikasi dimaksudkan sebagai evaluasi terhadap model sertifikasi sebelumnya, dengan asumsi bahwa model sertifikasi sebelumnya tidak menjamin peningkatan kualitas pendidik, maka kiranya tidak ada yang salah dengan hal ini, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Terkait dengan full day school, faktanya yang berkembang di tengah masyarakat, lebih merupakan kesalahpahaman terhadap isu ini, sehingga respon awal dari Kemendiknas harusnya berupa sosialisasi pemahaman secara utuh, full day school sebenarnya bukan hal baru, jauh sebelum isu ini hangat, beberapa isnstitusi pendidikan swasta telah melakukannya, dan terbukti percobaan mereka cukup berhasil, walaupun boleh jadi Kemendiknas memiliki versi tersendiri tentang full day school. Yang terbaik sesungguhnya adalah menguji dulu kebijakan ini, sebab tidak mungkin mengevaluasi kebijakan tanpa ada contoh resmi dari pengambil kebijakan, full day school hanya merupakan salah satu model pembelajaran, model ini bukan merupakan substansi pendidikan itu sendiri.
Lalu sebenarnya apa substansi pendidikan, jawabannya sangat sering kita dengar, setiap senin dibacakan dengan lantang dalam upacara, ya substansi itu tiada lain adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa” semua kebijakan dalam dunia pendidikan mengarah ke sana, seharusnya energi kita lebih banyak diarahkan ke substansi ini, bila kebijakan tersebut sejalan dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa maka, tidak ada yang salah dengan kebijakan tersebut, kecuali bila tidak maka barulah kebijakan itu keliru, yang perlu dilakukan adalah menggagas ide brilian tentang segala upaya yang mengarah kepada substansi pendidikan, bukan justru terjebak dengan perbincangan jangka pendek, perbincangan yang hanya merupakan kulit luar pendidikan, tentu dalam mencapai substansi pendidikan, pemerintah tidak boleh dibiarkan bekerja sendiri, keterlibatan masyarakat adalah hal mutlak, keterbelakangan pendidikan Indonesia hingga kini, diakibatkan belum adanya upaya serius untuk konsisten mencapai substansi pendidikan, belum hadirnya kebijakan jangka panjang dan berkelanjutan yang konsisten mengarah pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dunia pendidikan kita masih mengikuti irama bongkar pasang kabinet, ganti menteri ganti kebijakan, padahal boleh jadi kebijakan yang disingkarkan belum teruji kegagalan dan keberhasilannya.

Penulis: Zaenal Abidin Riam
Ketua Komisi Pengembangan Cabang PB HMI MPO Periode 1437-1439 H/2015-2017 M

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Pemikiran dan Sastra
Design by FBTemplates | BTT